Last Updated:
Teknik dan Cara Usaha Home Industri Furniture
PustakaDunia.com

Teknik dan Cara Usaha Home Industri Furniture

Anonymous
Anonymous Home Industri

Teknik dan Cara Usaha Home Industri Furniture - Trend teknologi furniture senantiasa selalu mengikuti trend pasar dan teknologi permesinan. Di Indonesia walaupun perkembangannya tidak seagresif  dunia usaha lainnya, yang relatif lebih cepat pergeserannya. Hal ini disebabkan selain terlalu besar  lingkungannya, juga karena dimensi barang serta energi yang harus dikeluarkan, dan biayanya pun tidaklah kecil. Sekuat apapun kemampuan finansial seseorang, jarang ada yang rela untuk tiada henti berbenah-benah dan bongkar pasang interior rumahnya secara terus-menerus.

Materi utama untuk furniture yang akan menjadi trend pada tahun ini dan yang akan datang, masih tetap didominasi oleh materi kayu, dimana unsur serat alaminya nyata terlihat dan ditampilkan  dalam bentuk furniture dengan garis desain simpel namun sophisticated.

Kehadirannya juga diperkaya dengan materi metal, seperti stainless steel dan alumunium alloy sebagai penunjang (misal dalam bentuk handel atau kaki meja). Unsur kaca (polos maupun sand blasted) turut meramaikannya.

Trend furniture pada tahun ini dan yang akan datang diperkirakan, tidak banyak berubah dibandingkan tahun lalu, yaitu masih menggemari desain era tahun 50 dan 60 –an. Trend tersebut masih disertai dengan beberapa  polesan serta penyempurnaan bentuk disana-sini, termasuk juga proses pengerjaan dan permesinannya, misalnya tehnik finishing yang  kini sudah lebih baik dan variatif  dibandingkan dengan era 50 dan 60-an.

Contoh desain furniture yang banyak digemari adalah meja tamu yang dirancang detail  yang pernah menjadi trend pada era tahun 50 dan 60-an. Yakni dibeberapa bagian sisinya meja dibuat ukiran berbentuk garis yang timbul.

Sementara itu mengenai trend warna finishing menurut para produsen furniture masih menggemari furniture dominan berwana ke coklat-coklatan dengan menampilkan corak atau karakter alami kayu.

Sedangkan upholstery (kain pelapis furniture) yang diperkirakan  akan menjadi tren pada tahun mendatang adalah cenderung tebal dan bertekstur bulu (menyerupai velvet) dengan motif polos, bergaris, kotak-kotak, maupun  bintik-bintik geometris kecil yang teratur.  

Sedangkan trend permesinan industri – industri furniture skala besar dan menengah sudah mulai menggunakan mesin-mesin berteknologi maju, seperti mesin panel saw, mesin radial arm saw, mesin potong memanjang (Altendof), mesin router, hand bor, mesin horizontal bor, mesin vertical bor, multi bor, soft forming, mesin edging dan peralatannya lainnya. Mesin – mesin furniture tersebut sebagian besar impor dari Eropah (Italia, dan Jerman) dan Cina.

Proses Produksi Dan Jenis Produksi Furniture

 

Kualitas yang baik merupakan syarat utama yang harus dipenuhi industri permebelan, apabila produk tersebut akan dipasarkan kepada konsumen dalam dan luar negeri. Dalam kaitan ini  proses produksi sangat erat kaitannya dengan bahan bahan yang dipergunakan,  peralatan serta keterampilan  tenaga kerja  yang terlibat dalam proses produksi. Faktor-faktor  yang mempengaruhi kualitas mebel antara lain adalah, kualitas bahan baku kayu yang digunakan dalam proses produksi, proses pengeringan kayu yang tidak sempurna,  dan finishingnya kurang halus/rapi.

Diagram Alir Proses Produksi

Di dalam pembuatan furniture   ada beberapa tahapan proses,  adapun tahapan dalam proses  produksi tersebut adalah sebagai berikut : 

  1. Kayu gelondongan/log masuk mesin Saw Mill yaitu proses pembelahan/penggergajian dari bahan baku dasar menjadi bahan baku yang sudah berupa papan.
  2. Proses pengeringan (Kiln Dried) dengan sistem pemanasan tertentu agar kadar air yang terkandung di dalam kayu bisa dikurangi sampai dengan kadar kelembaban 12 sampai dengan 15 %. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kayu menjadi pecah dan melengkung , dan juga kayu tidak akan mengalami penyusutan lagi.
  3. Proses pembelahan menjadi komponen sesuai dengan lebar yang dikehandaki dengan mesin SERCLE.
  4. Proses pemotongan dengan mesin potong/CUTTER SAW ; kayu dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan.
  5. Proses pembuatan komponen furniture dengan memakai mesin SCRALL BAND SAW.
  6. Proses penyerutan agar kayu lapis halus dan sama ukuran tebal-lebarnya dengan mesin PLANNER/mesin serut atau juga bisa dengan Mesin MOULDING.
  7. Proses pemasukan ke dalam mesin yang meliputi :
    1. Mesin TENONER yaitu proses pembuatan pen untuk sistem pertemuan.
    2. Mesin MORTIZER yaitu proses pembuatan lubang boor guna penempatan baut ataupun dowel-dowel yang bersifat barang knock down.
    3. Mesin Profil yaitu proses pembuatan variasi profil apabila diperlukan.
  8. Proses memasukkan ke dalam mesin SANDING untuk semua komponen yang sudah  selesai diproses, sehingga akan diperoleh komponen yang sudah halus dengan ukuran yang sama sebelum dilakukan penyetelan.
  9. Proses ASSEMBLING atau penyetelan yaitu proses menyetel/merangkai dari komponen menjadi barang jadi yang meliputi pengeleman  dan pemasangan hardware atau aksesoris  lain  yang dibutuhkan.
  10. Proses Finishing, yaitu proses pengamplasan terakhir dengan sistem manual. Proses finishing ini juga bisa meliputi proses politur atau cat apabila diperlukan.
  11. Proses packing, yaitu proses pengepakan dengan box agar barang-barang yang akan dikirim tidak mengalami kerusakan.
  12. Proses pengiriman produk kepasaran di dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). 

Jenis Produksi Furniture 

Jenis produksi furniture kayu untuk tujuan ekspor yang sebagian besar adalah “Job Order”, kualitasnya harus sesuai dengan pemintaan pembeli baik yang manyangkut, ukuran, warna, jenis kayu, kadar air kayu, kenyamanan, aman dan memenuhi  persyaratan lainnya. 

Kemasan (packaging) adalah merupakan tahap akhir dari proses produksi yang berfungsi untuk melingdungi produk dari resiko kerusakan pada saat pengiriman kepada konsumen. Khusus untuk kemasan produk furniture kayu mempunyai peranan penting karena  dengan pengemasan yang bagus akan tetap terjaga kualitas produknya. 

Fungsi pengemasan bagi produk-produk mebel kayu adalah sebagai berikut : 

  1. Untuk mengamankan produk sampai ke tempat tujuan/pembeli
  2. Menarik perhatian bagi calon pembeli untuk memiliki produk tersebut
  3. Sebagai sarana untuk menaikan harga jual sehingga keuntungan dapat bertambah

Pada umumnya produk-produk mebel mempunyai bentuk berbeda-beda sehingga setiap jenisnya mempunyai persyaratan tersendiri dalam pengemasannya. Pengemasan yang baik untuk produk mebel adalah  dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 

  1. Untuk mencegah adanya kerusakan/gesekan, kemasan harus tepat ukurannya sehingga dapat mengurangi resiko lecet/tergores.
  2. Setiap komponen dari produk-produk furniture tersebut hendaknya benar-benar kuat pengemasaannya sehingga tidak mengalami perubahan bentuk selama dalam perjalanan/pengiriman.
  3. Menggunakan bahan peredam secara baik dan benar untuk melindungi sudut-sudut/pinggiran atau bagian lain yang menonjol agar aman terhadap goncangan.
  4. Tersedia ruang antara, yaitu antara diding bagian dalam dari kemasan dengan permukaan barang yang dikemas, dengan memakai pelindung pada tepi penyekat dengan bahan –bahan yang agak lunak/lembut guna melindungi dasar dari barang tersebut. 

Kesesuaian Lokasi Usaha Furniture 

Penentuan  lokasi pabrik adalah merupakan syarat penting bagi kelangsungan  suatu usaha furniture karena hal ini akan terkait dalam masalah sebagai berikut : 

  • ketersediaan bahan baku
  • pengadaan tenaga kerja
  • tenaga listrik dan air
  • fasilitas transportasi
  • dan letak pasar yang dituju/distribusi produk 

Dilihat dari penyebaran industri furniture yang ada saat ini ternyata sebagian besar industri  furniture di Indonesia  berlokasi jauh dari lokasi bahan baku log dan kayu olahan lainnya. Bahkan penyebarannya sebagian besar berada di kota-kota besar seperti, DKI Jakarta, Propinsi Jawa Barat ( Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon dan Tangerang), Propinsi Jawa Tengah ( Semarang, dan Jepara) dan Jawa Timur ( Surabaya, dan Gresik, dan Pasuruan) 

Ada beberapa keunggulan dalam penentuan lokasi di  wilayah seperti DKI Jakarta, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Jawa Timur : 

  • Dekat dengan infrastruktur pelabuhan udara maupun laut, baik untuk pelabuhan ekspor  maupun lokal serta bahan baku cukup lancar.
  • Infastruktur jalan yang sudah baik ( jalan bebas hambatan)
  • Tersedianya tenaga kerja yang terampil
  • Fasilitas tenaga listrik yang cukup
  • Dan dekat sasaran pasar yang dituju. 

Sedangkan  penentuan lokasi di wilayah-wilayah sentra bahan baku kayu log dan kayu  olahan lainnya seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Irian Jaya  dan beberapa wilayah lainnya  antara lain ada beberapa kelemahan antara lain adalah : 

  • Masalah infrastruktur jalan yang masih terbatas
  • Masalah transportasi yang belum lancar
  • Jauh dari pelabuhan laut dan udara
  • Masalah tenaga kerja trampil masih sulit didapat
  • Jauh dari sasaran pasar lokal
  • Fasilitas tenaga listrik yang masih terbatas
  • Belum tersediannya sentra-sentra industri furniture. 

Namun dari pengamatan CIC tidak tertutup kemungkinan dapat juga didirikan industri – industri furniture di sentra-sentra industri bahan baku kayu log dan kayu olahan yang  sudah baik infraskturnya tranportasi maupun pelabuhannya.  seperti Propinsi Sumatera Utara, dan Propinsi Riau, sepanjang kelemahan di atas diperbaiki.

Tipikal Lay-Out Pabrik Furniture 

Pada umumnya untuk lokasi pabrik furniture tidak diperlukan tempat yang spesifik, namun tipikal lay out pabrik furniture harus diatur sesuai dengan gambar di bawah ini.

Tipikal Lay-Out Pabrik Furniture

Tipikal Lay-Out Pabrik

Keterangan :

  1. Post Penjagaan
  2. Kantor
  3. Mess Karyawan
  4. Gudang Bahan Baku
  5. Kiln Dry (Ruang Open)
  6. Workshop / Ruang Produksi (Pabrik)
  7. Gudang Produk
  8. Show room (ruang pamer)

Sumber : PT Inhutani I  (Industri Furniture)

Spesifikasi Peralatan/Mesin/Instalasi Home Industri Furniture 

Di dalam pembuatan furniture kayu terdapat peralatan mesin yang secara spesifikasi harus dimiliki industri furniture  baik skala menengah maupun besar. Peralatan mesin-mesin tersebut antara lain sebagai berikut : 

  1. Mesin pengeringan (Kiln Dried).
  2. Mesin SERCLE, mesin pembelahan menjadi komponen sesuai dengan lebar yang dikehandaki.
  3. Mesin CUTTER SAW, mesin potong kayu
  4. .Mesin SCRALL BAND SAW, mesin pembuat komponen furniture.
  5. Mesin PLANNER, mesin serut kayu agar kayu halus dan sama ukuran baik tebal maupun  lebarnya .
  6. Mesin TENONER yaitu mesin untuk proses pembuatan pen untuk sistem pertemuan.
  7. Mesin MORTIZER yaitu mesin untuk proses pembuatan lubang boor guna penempatan baut untuk furniture  knock down.
  8. Mesin Profil yaitu mesin untuk proses pembuatan variasi profil apabila diperlukan.
  9. Mesin SANDING, penghalus kayu untuk semua komponen yang sudah selesai diproses, sehingga akan diperoleh komponen yang sudah halus dengan ukuran yang sama sebelum dilakukan penyetelan. Untuk lebih jelasnya  spesifikasi mesin-mesin utama industri furniture dan kapasitasnya dapat dilihat pada tabel berikut. 

Kapasitas Terpasang Mesin-Mesin Utama Industri Furniture

 

Nama Mesin

Unit

Negara Asal

Kapasitas

 

 

 

 

(KW)

1

Mounting Machine            

2

United Kindom

4

2

Spindel Moulder                

6

Sweden

4

3

Spindel Moulding              

1

West Germany

3.4

4

Twin Table Slot Mortising Machine

2

Italy

4

5

Sluggle Dowel Hole Boring Machine

1

West Germany

2.5

6

Band Saw

8

Denmark

4

7

Split Saw

1

United Kingdom

6

8

Circular Saw

2

Denmark

4

9

Sanding Machine

5

Denmark

3

10

Edge Sanding Machine

4

West Germany

5

12

Roll Sanding Machine

1

West Germany

3

13

Semi Automatic Turning Lothe

1

West Germany

6

14

Copy Moulding Machine

1

West Germany

6

15

Cross Cut Saw

2

West Germany

3

16

Double Cross Cut saw

2

West Germany

3.7

17

Surface Planer

1

West Germany

2.2

18

Thick Planer

2

Italy

7

19

Copy Milling Machine

1

West Germany

7

20

Combined Machine

1

West Germany

6.5

21

Wide Belt Sander Machine

1

Holland

 

22

Belt Sanding Machine

1

West Germany

7

23

Universal Grinding Machine

1

Taiwan

-

24

Band Saw

1

Denmark

3

25

Circular Saw

1

West Germany

4

26

Multi Purpose Machine

1

West Germany

5

27

Drying Oven ( to furniture )

1

West Germany

20

28

Compressor

2

Denmark

22

29

Drilling Machine

2

Taiwan

3.5

30

Drilling Machine

2

Italy

3.7

31

Dry Klin

1

Indonesia

-

Sumber : BKPM 

Spesifikasi Bahan Baku Furniture          

Seperti telah diketahui bahwa bahan baku utama dalam pembuatan furniture adalah bahan kayu yang berupa kayu log/gelondongan atau kayu olahan. Dalam pembuatan furniture kayu pada dasarnya tergantung dari jenis serta mutu kayu olahan yang akan dipergunakannya, yang penting dalam pembuatan furniture kayu tersebut harus memenuhi  beberapa persyaratan  antara lain sebagai berikut :

  1. Bahan baku kayu tidak mempunyai cacat atau tanda potongan dari cabang-cabang yang bisa mengurangi kualitas.
  2. Kayu yang  kena serangga, jamur atau bakteri tidak boleh dipergunakan
  3. Ujung-ujung atau sisi-sisi dari bagian-bagian suatu furniture yang menonjol harus ditumpulkan agar tidak membahayakan bagi pemakai. 

Sedangkan beberapa jenis kayu yang secara spesifik sering digunakan dalam pembuatan furniture antara lain : 

  • Kayu Jati
  • Kayu Mahoni.
  • Kayu Sonokeling
  • Kayu Rimba
  • Kayu Pinus
  • Kayu Meranti
  • Kayu Jelutung
  • Kayu Karet (dengan proses khusus)
  • Kayu Olahan (Plywood, Particle board)
  • MDF (Medium Density Fibreboard)
  • Dan Kayu lainnya 

Selain jenis-jenis kayu tersebut dapat pula digunakan jenis kayu lainnya yang penting jenis kayu tersebut mempunyai sifat-sifat yang harus dapat dipenuhi untuk keperluan pembuatan furniture antara lain :        

  1. Mempunyai sifat penampilan permukaan yang bagus (mempunyai sifat dekoratif)
  2. Mempunyai sifat keras/awet (tidak mudah dimakan rayap/serangga)
  3. Mempunyai sifat-sifat struktural yaitu seratnya lurus dan cukup panjang.

Adapun kandungan air yang ada dalam kayu sebagai bahan mebel juga harus diperhatikan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas/mutu produk furniture yang dapat menimbulkan pengembangan/penyusutan yang tidak teratur, retak-retak/pecah, bengkok/melengkung dan melintir. Apabila furniture tersebut ditempatkan pada kondisi kandungan udara dengan perubahan iklim udara yang cukup tinggi perlu disesuaikan dengan  kondisi kayu melalui pengurangan kadar air. Untuk produk furniture kayu kadar air yang aman adalah 0-12 %. Pengurangan kadar air bahan mebel dapat dilakukan melalui proses pengeringan/pengovenan (Kiln Dried).  

Manajemen Operasi Usaha Home Industri Furniture 

Manajemen operasi di sektor industri furniture tidak jauh bebeda dengan industri-industri lainnya, yakni pengoperasian perusahaan akan dikelola Dewan Direksi, mulai dari tahapan produksi sampai kepada pemasarannya. Dalam pelaksanaannya  Dewan Direksi mendelegasikan tugas kepada Direktur Utama, kemudian diteruskan kepada para Direktur  dan ditranformasikan kepada para Manajer di masing-masing Divisi, yang melibatkan manajemen produksi, keuangan, kepegawaian dan pemasaran , sehingga industri ini  memerlukan divisi/bagian produksi, divisi keuangan, divisi pemasaran dan kepegawaian. 

Divisi produksi bertugas melaksanakan  kegiatan produksi,  mulai dari persiapan bahan hingga produk jadi dan siap dipasarkan . Selain  membawahi bagian produksi, divisi ini juga membawahi bagian uji mutu (quality control) dan laboratorium bahan. 

Divisi pemasaran bertugas menjual produksi ke konsumer atau distributor, termasuk mencari pasar (konsumer) baru. Kemudian divisi keuangan bertugas melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pembiayaan mulai dari gaji pegawai, pembelian bahan baku, biaya-biaya transport, dan biaya operasional lainnya. Sedangkan divisi kepegawaian bertugas melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan tata tertib kepegawaian, keamanan, transportasi, hubungan masyarakat dan sebagainya.  

Struktur Organisasi Usaha Home Industri Furniture 

Pengorganisasian dalam suatu perusahaan sangat penting karena organisasi dapat berperan sebagai alat administrasi dan manajemen.  Suatu organisasi diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu dengan melibatkan banyak orang, karena itu diperlukan adanya pembagian kerja menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan selanjutnya akan ditangani oleh unit-unit dalam suatu organisasi. Struktur organisasi di sektor industri fureniture ini juga tidak jauh berbeda dengan industri lainnya.