Last Updated:
Kondisi Industri Furniture
PustakaDunia.com

Kondisi Industri Furniture

Anonymous
Anonymous Home Industri

Kondisi Industri Furniture - Di Indonesia industri futrniture dapat digolongkan dalam 2 bagian antara lain Industri Furniture Tradisional dan Industri Furniture Non Tradisional. 

Industri furniture tradisional ini umumnya adalah industri furniture berskala kecil dan menengah (home industri) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dan jenis produk yang dihasilkan adalah furniture jenis indoor.

Industri furniture tradisional ini saat ini kondisinya cukup memprihatinkan, terutama mengakut masalah klasik seperti kekurangan permodalan dan  bahan baku. Sedangkan kondisi industri non tradisional pada umumnya tergolong sudah cukup maju dan produksinya sebagian besar produksinya berorientasi ekspor dan produk-produk yang dihasilkannya juga beranekaragam baik indoor maupun out door, selain itu  industri Furniture non tradisional ini  sebagian besar bersifat fabricated knock down system.

Diagram Pohon Industri Furniture

Sumber Diagram : PT Olympic

Keterangan  lebih jelas digambarkan dalam pohon industri furniture sebagai berikut : 

Indoor   :

Perlengkapan Ruang Tamu

  • Kursi Tamu
  • Lemari Hias
  • Audio/Vidio Rak
  • Dan lain-lain 

Perlengkapan Ruang Tidur

  • Lemari Pakaian
  • Tempat Tidur
  • Nakhas
  • Meja Rias
  • Dan lain-lain                  

Perlengkapan Ruang Dapur

  • Kichen set
  • Meja Makan
  • Kursi Makan
  • Dan lain-lain 

Perlengkapan Ruang Anak

  • Meja Belajar
  • Meja Komputer
  • Meja Belajar Kecil
  • Kursi Belajar
  • Baby Locker
  • Dan lain-lain 

Perlengkapan Kantor

  • Meja Tulis
  • Book Kabinet
  • Computer desk
  • Dan lain-lain 

Outdoor : 

Perlengkapan Ruang Taman

  • Meja Taman
  • Kursi Taman
  • Tempat Tidur Taman
  • Dan lain-lain 

Perlengkapan Ruang Teras

  • Meja Teras
  • Kursi Teras
  • Dan lain-lain 

Peta Industri Furniture Dan Sebarannya 

Industri mebel kayu di Indonesia tersebar dibeberapa sentra produksi meliputi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan daerah lainnya. 

Berdasarkan  penyebarannya  sentra produksi furnitur terbesar di Pulau Jawa antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Kemudian di Sumatera antara lain Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sedangkan wilayah lainnya jumlahnya masih  relatif kecil.

Perusahaan-perusahaan tersebut masuk dalam klasifikasi besar dan sedang, sedangkan perusahaan kecil tidak termasuk dalam perhitungan tersebut, karena jumlah sangat banyak dan bersifat industri rumahan (home industri) . Untuk lebih jelasnya sentra industri furniture tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. 

Sentra Produksi Furniture di Indonesia, Tahun 2001

No

Sentra Produksi

Jumlah

Perusahaan

Jumlah Tenaga Kerja

01

Sumatera Utara

    12

   2.170

02

Riau

      3

      200

03

Sumatera Barat

6

312

03

Sumatera Selatan

      1

      200

04

Jambi

3

120

05

Bengkulu

1

50

06

Lampung

5

300

07

DKI Jakarta

 282  

   21.400

10

Jawa Barat

    133

   14.630

11

Jawa Tengah

    107

   7.400

12

Jawa Timur

53   

   4.000

13

Yogyakarta

      18

   1.000

14

Kalimantan Selatan

      3

      400

15

Kalimantan Timur

1

120

16

Kalimantan Barat

      7

      150

17

Sulawesi Selatan

      6

      600

18

Sulawesi Tengah

4

320

19

Sulawesi Utara

      1

      120

20

NTT

6

246

21

Denpasar-Bali

2

300

 

Indonesia

563

 32.638

                   Catatan : Detail masing-masing propinsi terlampir 

                   Sumber : ASMINDO (Asosiasi Industri Mebel & Kerajinan Indonesia) 

Dilihat kapasitasnya, posisi kapasitas produksi furniture  Indonesia selama periode tahun  1997-2001 cenderung berfluktuasi  dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2.92 % per tahun dan perubahan tertinggi  terlihat mulai  tahun 2000-2001 dari 1.54 %  menjadi  11.39 %. 

Pada tahun  1997 misalnya kapasitas produksi  furniture di dalam negeri tercatat sebesar 2.748 ribu m3, meningkat  0.78 % pada tahun 1998 menjadi 2.831 ribu m3,  kemudian pada tahun 1999 meningkat 1.54 % menjadi 2.853 ribu m3. Sedangkan pada tahun  berikutnya terlihat mulai menunjukan peningkatan cukup tinggi, dari 2.897 ribu m3  di tahun 2000 menjadi  3.227 ribu m3  pada tahun 2001. Meningkatnya kapasitas produksi furniture tersebut diantarannya adalah bangkitnya kembali industri-industri furniture di Indonesia yang sempat terpuruk  pada masa krisis beberapa tahun .  

Kapasitas Produksi Furniture Indonesia, 1997-2002

Tahun

Kapasitas Produksi

(000 m3)

Perubahan

(%)

1997

2.748

-

1998

2.831

3.02

1999

2.853

0.78

2000

2.897

1.54

2001

3.227

11.39

Rata-rata

 

  4.18

Sumber : Departemen Perindustrian & Perdagangan RI

Perkembangan Produksi Dan Harga                    

Produksi furniture Indonesia dalam dua tahun terakhir ini terlihat mulai menunjukkan kenaikan, dimana  tahun-tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan yang cukup drastis.  Pada tahun 1997 misalnya produksi furniture tercatat  sebesar  1.760.7 ribu M3,  turun pada tahun 1998 menjadi 1.042.5 ribu M3 namun pada tahun 1999 kembali meningkat menjadi 1.645.5 M3.  Kemudian pada tahun berikutnya kembali meningkat menjadi 2.897.0 ribu M3, pada tahun 2001 kembali meningkat  menjadi 2.950.0 ribu M3.

Perkembangan Produksi  Furniture, 1997-2002

Tahun

Volume

Kenaikan

(M3)

(%)

1997

1.670.700

           -

1998

1.042.500

    -37.6

1999

1.645.000

     57.8

2000

2.897.000

     76.1

2001

2.950.000

       1.8

Sumber : Deperindag 

Namun menurut beberapa pengusaha   permebelan Indonesia, dalam berapa bulan kedepan dikhawatirkan akan terjadi penurunan  produksi, penyebabnya adalah mulai terbatasnya  persediaan bahan baku kayu log dari Kalimantan  dan Sumatera. 

Menurut sumber ASMINDO Jawa Timur misalnya, kekurangan bahan baku kayu untuk  industri permebelan dan moulding  di Jawa Timur sudah mencapai 75 % dari kebutuhan saat ini. 

Saat ini kebutuhan kayu untuk industri furniture dan pengolahan kayu lainnya di Jawa Timur kurang lebih sekitar 10 juta meter kubik per tahun. Oleh karena itu untuk mengatasi kelangkaan bahan baku tersebut, beberapa pengusaha industri permebelan  berencana akan mengimpor kayu log yang harganya lebih murah. 

Di Cina menurut sumber, diperkirakan tercatat ada sekitar 30 juta meter kubik kayu gelondongan  dan kayu olahan asal Kalimantan. Harga kayu olahan di Cina menurut sumber mencapai  Rp 800.000 – Rp 900.000,- per kubik. Sedangkan di Indonesia sebagai salah satu produsen kayu olahan  terbesar di dunia harganya justru mencapai Rp 1.9 juta sampai Rp 2 juta per meter kubik. 

Melihat harga bahan baku kayu log yang masih cukup tinggi di dalam negeri, menyebakan harga produk furniture juga menjadi sangat tinggi. Untuk jenis lemari dari bahan kayu jati misalnya harganya dapat  mencapai  US$ 431 sampai US$ 467 per unit.  Sedangkan untuk jenis lainnya  seperti tempat tidur dari kayu jati harganya dapat mencapai US$ 78 sampai US$ 336 per unit. Untuk lebih jelasnya harga jenis furniture lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.   

Harga  Furniture Menurut Jenis, 2002

 

Description

Unfinished (US$)

Finished (US$)

 

Indoor

         Per unit

    Per unit

A

Armoires/Lemari

284.44 -293.33

431.11-466.67

B

Besides And Chest

22.22 - 80.00

44.44 – 135.56

C

Beds

62.22 – 213.33

77.78 – 335.56

D

Bookcase And Cabinet

48.89 – 284.44

94.17 – 422.22

E

Buffets

62.22 – 160.22

136.69 – 266.67

F

Hall Stand

35.56 – 160.00

69.96 – 272.12

G

Mirrors

19.20 – 53.33

31.11 – 77.78

H

Dest Bureaus And Writing Tables

64.00 – 160.00

111.11 – 228.63

I

Dining Tables

39.47 – 160.00

52.22 – 188.89

J

Dressing Tables

74.67 – 149.33

109.44 – 200.00

K

Chairs

15.11 – 32.00

30.00 – 44.44

L

Plant Stand

3.56 – 53.33

11.56 – 112.17

M

Wall Tables & Small Tables

12.45 – 160.00

31.11 – 248.89

 

Outdoors

 

 

A

Chairs

 

18.20 – 72.60

B

Table

 

46.20 – 269.20

Sumber : PT Wirakarya Kharisma Nusantara.

Perkembangan Ekspor dan Impor Furniture 

Perkembangan nilai ekspor furniture Indonesia dalam 5 tahun terakhir ini (1997-2001) cenderung meningkat kecuali di tahun 1998 saja yang terlihat mengalami penurunan sampai minus 53.20 %.  Pada tahun 1997 misalnya nilai transaksi ekspor furniture Indonesia tercatat sebesar US$ 785.70 juta dan pada tahun 1998 turun sangat drastis menjadi  US$ 355.10 juta. Namun pada  1999 mulai meningkat cukup tinggi menjadi US$ 1.239.50 juta dan  pada tahun 2000 kembali meningkat menjadi US$ 1.518.53 juta.  Sedangkan pada tahun 2001 nilai transaksi ekspornya sedikit menurun menjadi US$ 1.422.5 juta. 

Selama  lima  tahun terakhir itu  (1997-2001)  kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu mencapai nilai transaksi sebesar  US$ 1.518.5 juta . Sedangkan  nilai transaksi ekspor terendah adalah pada tahun 1998 yaitu mencapai US$ 355.1 juta (puncaknya krisis ekonomi Indonesia). Atau secara keseluruhan laju pertumbuhan nilai ekspor furniture Indonesia selama periode tahun 1997-2001 rata-rata tumbuh sebesar  53.01 % per tahun. 

Perkembangan Ekspor  Furniture Indonesia, 1997-2001

 

TAHUN

 

VOLUME

(Ton)

VOLUME

(M3)

TREND (%)

NILAI (US$ Juta)

TREND (%)

1997

221.023

375.739

      -

    758.70

-

1998

212.800

166.884

 - 3.72

    355.10

- 53.20

1999

245.459

417.280

150.04

 1.239.50

249.06

2000

788.245

1.340.017

221.13

 1.518.53

   22.51

2001

753.867

1.281.574

(4.36)

 1.422.54

  - 6.32

Rerata (%)

 

 

 

 

   53.01

Catatan: 1 Ton setara dengan 1.7 M3

Sumber : Kantor Biro Pusat Statistik Indonesia 

Produk Furniture khususnya yang berorientasi ekspor dalam  beberapa tahun terakhir ini  cenderung meningkat dan banyak jenis dan ragamnya baik in door maupun outdoor, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa negara. Produk Furniture Indonesia ini secara keseluruhan telah diekspor ke berbagai negara  sedikit di ekspor ke 120 negara tujuan mulai dari kawasan Asia, Eropah, Amerika Serikat, Afrika, Timur Tengah dan Australia. 

Sementara itu dilihat  dari negara tujuannya, tercatat ada 10 (sepuluh) negara yang menjadi tujuan utama ekspor furniture Indonesia yang nilai transaksinya cukup tinggi antara ke Amerika  Serikat, Jepang, Netherlands, Germany, United Kingdom, Perancis, Belgia, Australia, Spanyol, dan Singapore. Nilai transaksi ekspor ke Amerika Serikat misalnya pada tahun 2000 tercatat sebesar US$  432.4 Juta, meningkat menjadi  US$ 444.3 juta di tahun 2001. Kemudian Jepang pada periode tahun  yang sama tercatat US$ 241.2 juta, sedikit menurun menjadi US$ 221.1 juta. Kemudian negara lainnya seperti Netherland pada tahun 2000 nilai ekspornya tercatat US$ 123.8 juta, sedikit menurun pada tahun 2001 menjadi US$ 96.7 juta dan Jerman dari US$ 92.9 juta pada tahun 2000 turun menjadi US$ 79.6 juta, negara lainnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 

Perkembangan Ekspor Furniture Indonesia Menurut Negara Tujuan, 2000-2001

NEGARA TUJUAN

2000

 

2001

 

2000

2001

COUNTRY

VOLUME

VALUE

VOLUME

VALUE

Share

Share

 

(KG)

(US$ )

(KG)

(US$ )

(%)

(%)

1.   UNITED STATES

 181,780,490

432,389,492

182,568,146

444,293,863

28.47

31.23

2.   JAPAN

117,736,693

241,216,496

119,474,610

221,070,036

15.88

15.54

3.   NETHERLANDS

55,868,568

123,842,855

47,978,067

96,673,127

8.15

6.80

4.   GERMANY

35,148,949

92,996,686

32,883,810

79,645,941

6.12

5.60

5.   UNITED KINGDOM

34,303,190

77,545,673

35,499,370

77,743,091

5.11

5.47

6.   FRANCE

40,244,284

70,883,371

36,507,930

64,821,247

4.67

4.56

7.   BELGIUM

27,509,222

70,552,009

22,425,589

59,424,099

4.64

4.18

8.   AUSTRALIA

31,463,923

45,474,719

28,107,013

41,876,931

2.99

2.94

9.   SPAIN

21,362,866

40,195,895

20,450,953

36,937,531

2.65

2.60

10. SINGAPORE

29,197,694

44,197,353

24,050,571

33,025,255

2.91

2.32

Catatan : Detail terlampir

Sumber : BPS, diolah Anonym

Sementara itu dilihat dari jenisnya terbesar adalah jenis furniture kayu lainnya yang pada tahun 2000 tercatat  senilai US$ 577.9 juta sedikit menurun pada tahun 2001 menjadi US$ 572.7 juta. Kemudian tempat duduk dari kayu dan lainnya tercatat mencapai US$ 285.9 juta pada tahun 2001 atau sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mencapai US$ 180.4 juta. 

Perkembangan Ekspor Furniture Indonesia Menurut Jenis, 2000-2001

HSDESC

2000

2001

VOLUME

VALUE

VOLUME

VALUE

OTHER WOODEN FURNITURE (HS.940360000)

330,316,481

577,909,751

326,909,630

572,689,392

OTHER SEAT OF WOOD OR OF WICKERWORK (HS.940180100)

130,275,549

302,148,314

123,563,852

285,876,681

SEATS OF RATTAN (940150100)

65,437,595

180,371,043

64,124,365

165,863,280

WOODEN FURNITURE OF A KIND USED  IN THE BEDROOM (940350000)

63,008,864

113,185,477

62,250,602

105,344,270

FURNITURE OF RATTAN (940380100)

29,197,126

75,447,214

27,322,701

62,606,267

OTHER PARTS OF FURNITURE (940380100)

45,689,323

63,796,086

40,547,762

58,115,839

OTHER  WOODEN  FURNITURE  OF A KIND USED IN OFFICES (940330900)

21,213,714

25,407,356

21,532,495

24,050,288

OTHER FURNITURE (940380900)

20,388,167

20,694,158

26,229,932

23,560,257

OTHER  SEATS,  WITH  WOODEN  FRAMES OF OTHER THAN UPHOLSTERED (940179000)

17,311,084

35,918,254

8,224,870

18,451,066

OTHER  SEATS,  WITH  METAL  FRAMES OF OTHER THAN UPHOLSTERED (940179000)

9,325,168

15,934,124

6,699,812

14,226,287

OTHER SEATS OF OTHER MATERIALS (9401180900)

7,226,236

13,826,927

5,301,476

12,900,582

OTHER METAL FURNITURE (940320000)

4,869,247

10,403,540

5,005,046

10,664,138

DRAWING TABLE  (UNEQUIPPED)  (940330100)

6,053,338

12,506,080

4,652,702

8,912,964

OTHER PARTS FOR SEAT (940190900)

6,003,365

8,893,102

3,973,399

7,757,176

OTHER MEDICAL, SURGICAL, DENTAL  OR VETERINARY FURNITURE (940290000)

2,024,714

10,173,238

1,680,719

7,722,789

PARTS OF WOOD OR OF WICKERWORK (940190100)

9,046,089

9,922,563

5,508,460

7,648,302

OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS (940150900)

2,790,068

7,245,941

2,888,890

7,052,274

WOODEN FURNITURE OF A KIND USED  IN THE KITCHEN (940340000)

5,134,159

7,818,846

4,374,605

6,638,043

OTHER SEATS, WITH WOODEN FRAMES UP- HOLSTERED (940161000)

2,886,816

6,203,571

2,632,269

4,978,219

SEATS OTH.THAN GARDEN SEATS / CAMP- ING EQUIPMENT,CONVERTIBLE INTO BED(940190300)

892,574

1,826,237

1,549,380

3,278,351

FURNITURE OF PLASTICS (940370000)

2,400,887

3,869,715

3,618,258

2,819,747

PARTS SEATS OF RATTAN (940190300)

802,891

2,777,615

928,521

2,751,841

OTHER SEATS, WITH METAL FRAMES UP – HOLSTERED (940171000)

1,804,682

4,689,221

992,911

2,365,340

PARTS OF FURNITURE FOR WOODEN DRAW- ING TABLE (940310000)

1,635,511

2,645,238

1,384,909

2,156,620

METAL  FURNITURE  OF A KIND USED IN OFFICE (940310000)

1,141,829

2,946,518

641,993

1,381,230

SWIVEL  SEATS  WITH VARIABLE HEIGHT ADJUSTMENT (940390200)

570,415

717,926

287,948

719,961

PARTS OF FURNITURE FOR SPECIAL FUR- NITURE FOR PRINTING WORKS (940390200)

303,669

527,122

486,379

682,510

DENTISTS', BARBERS' / SIMILAR CHAIR AND PART (940210000)

59,394

235,239

96,229

555,710

SPECIAL  FURNITURE  ( WITH CASES OR DRAWERS ) FOR PRINTING WORKS (940190200)

316,076

558,086

327,884

527,099

PARTS OF PLASTICS (940190200)

119,599

288,343

128,671

241,260

Total

788,244,630

1,518,886,845

753,866,670

1,422,537,783

Perkembangan Impor Furniture  

Perkembangan Furniture impor ke Indonesia, kelihatannya tidak mempengaruhi pasar  furniture dalam negeri. Hal ini mengingat bahwa produk furniture dalam negeri memiliki keunggulan  tersendiri,  selain harganya murah, disain dan kualitasnya pun tidak kalah dengan produk impor. Dengan harga yang murah  serta disain dan kualitas yang baik, merupakan keunggulan komperatif furniture lokal yang sulit ditembus dengan furniture impor. 

Menurut wawancara dengan beberapa produsen Furniture,  meskipun beberapa furniture lokal masih mengadalkan  komponen impor, akan tetapi harganya masih dapat ditekan. Berbeda dengan furniture impor yang seluruh komponennya mahal sehingga harganya pun sulit ditekan. 

Selain itu impor furniture ke Indonesia  nilainya sangat kecil jika dibandingkan dengan  ekspor furniture Indonesia. Sedangkan 10 (sepuluh) besar  nilai impor Indonesia  adalah dari negara   Jepang, Malaysia, China, Italia, Taiwan, Indonesia/Batam, Korea Selatan, Spanyol, Amerika Serikat dan Philipina Untuk lebih jelasnya impor furniture Indonesia selama periode tahun 2000-2001 dapat dilihat pada tabel berikut.

Perkembangan Impor Furniture Indonesia Menurut Negara Asal, 2000-2001

Negara Asal

2000

2001

VOLUME

NILAI

VOLUME

NILAI

(Kg)

(US$)

(Kg)

(US$)

1.    JAPAN

494,072

2,588,807

388,293

3,804,494

2.    MALAYSIA

752,218

1,747,112

688,411

898,480

3.   CHINA

1,085,359

450,634

1,595,222

794,542

4  . ITALY

348,631

615,345

286,130

738,197

5.   TAIWAN

416,961

614,039

359,548

648,766

6.   INDONESIA/Batam

332,035

655,266

309,832

621,726

7.   KOREA, REPUBLIC OF

19,657

72,361

41,775

511,063

8.   SPAIN

216,853

466,660

131,070

443,126

9.   UNITED STATES

361,572

693,015

157,791

419,586

10. PHILIPPINES

3,560

7,656

187,800

412,740

Catatan : lebih lengkapnya lihat lampiran 3

Sumber : BPS, diolah Anonym 

Dilihat dari jenisnya, impor tebesar adalah jenis kursi-kursi untuk peralatan kesehatan/kedokteran dan lainnya tercatat senilai US$ 2.4 juta pada tahun 2001 atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mencapai  US$  28.4 juta. 

Impor Furnitur Indonesia Menurut Jenis, 2000-2001

NO HS

DESCRITION

2000

2001

VOLUME

VALUE

VOLUME

VALUE

940290000

OTHER MEDICAL, SURGICAL, DENTAL  OR VETERINARY FURNITURE (940290000)

588,690

28,438,450

179,678

2,359,739

940190900

OTHER PARTS FOR SEAT (94190900)

1,022,910

2,637,203

683,446

2,209,710

940330900

OTHER  WOODEN  FURNITURE  OF A KIND USED IN OFFICES (9403.30900)

325,294

858,429

216,800

896,624

940390900

OTHER PARTS OF FURNITURE (940390.900)

478,527

494,096

528,051

874,461

940360000

OTHER WOODEN FURNITURE 940360000

674,405

633,621

630,153

804,595

940390100

PARTS OF FURNITURE FOR WOODEN DRAW- ING TABLE

717,543

2,800,167

167,642

497,273

940350000

WOODEN FURNITURE OF A KIND USED  IN THE BEDROOM

304,743

234,964

482,420

350,298

940169000

OTHER  SEATS,  WITH  WOODEN  FRAMES OF OTHER THAN UPHOLSTERED

163,330

169,904

242,143

328,931

940180900

OTHER SEATS OF OTHER MATERIALS

61,122

69,908

119,161

327,798

940320000

OTHER METAL FURNITURE

329,836

7,915,928

77,245

305,169

940161000

OTHER SEATS, WITH WOODEN FRAMES UP- HOLSTERED

384,100

390,958

170,959

248,164

940210000

DENTISTS', BARBERS' / SIMILAR CHAIR AND PART

88,311

209,366

102,513

239,249

940190100

PARTS OF WOOD OR OF WICKERWORK

100,303

64,953

264,967

216,298

940179000

OTHER  SEATS,  WITH  METAL  FRAMES OF OTHER THAN UPHOLSTERED

73,866

79,851

147,569

195,209

940310000

METAL  FURNITURE  OF A KIND USED IN OFFICE

150,872

350,389

56,526

185,778

940380900

OTHER FURNITURE

85,481

131,336

165,200

141,748

940190200

PARTS OF PLASTICS

205,968

73,517

313,161

141,105

940370000

FURNITURE OF PLASTICS

75,714

58,349

129,247

139,934

940180100

OTHER SEAT OF WOOD OR OF WICKERWORK

123,271

173,655

95,737

112,158

940171000

OTHER SEATS, WITH METAL FRAMES UP - HOLSTERED

52,972

113,468

87,907

82,053

940390200

PARTS OF FURNITURE FOR SPECIAL FUR- NITURE FOR PRINTING WORKS

68,633

135,496

139,609

52,449

940150100

SEATS OF RATTAN

9,652

25,788

15,511

44,528

940330100

DRAWING TABLE  (UNEQUIPPED)

766

4,456

23,709

33,408

940140000

SEATS OTH.THAN GARDEN SEATS / CAMP- ING EQUIPMENT,CONVERTIBLE INTO BED

10,828

8,054

20,182

28,370

940340000

WOODEN FURNITURE OF A KIND USED  IN THE KITCHEN

39,318

22,109

36,361

27,017

940380100

FURNITURE OF RATTAN

20,738

43,239

12,436

17,422

940130000

SWIVEL  SEATS  WITH VARIABLE HEIGHT ADJUSTMENT

6,757

50,755

5,130

13,736

940330200

SPECIAL  FURNITURE  ( WITH CASES OR DRAWERS ) FOR PRINTING WORKS

5,208

13,507

8,101

10,819

940150900

OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS

17,239

21,681

4,216

9,403

940190300

PARTS SEATS OF RATTAN

2,016

10,035

111

1,251

 

Grand Total

6,188,413

46,233,632

5,125,891

10,894,697

Konsumsi Furniture Di dalam Negeri  

Kencendrungan meningkatnya konsumsi furniture di dalam negeri ini antara lain mulai membaiknya kenerja bisnis properti  pasca krisis ekonomi, sehingga membuat pangsa pasar furniture di dalam negeri  ikut terangkat. Menurut pengamatan Anonym, bila industri properti bergerak naik, maka otomatis pangsa pasar furnitur akan meningkat, sebab hubungan antara furniture dan properti akan saling mengisi. 

Di sektor perumahan misalnya, pada tahun 1997 lalu populasi rumah tinggal di Indonesia tercatat sebanyak 42.1 juta unit, meningkat pada tahun 1998 menjadi 42.2 juta unit  dan hingga tahun 2001 tercatat telah mencapai 42.6  juta unit. 

Selain sektor perumahan, pembangunan disektor properti lainnya juga mulai mengalami peningkatan, seperti sektor perkantoran, pertokoan (ruko), perhotelan, apartemen dan lain sebagainya.  

Perkembangan Bangunan Properti di Indonesia, 1997-2001

Bangunan Properti

1997

1998

1999

2000

2001

  Number of househoulds (000'Unit)   

42,132

42,243

42,295

42,448

42,610

  Penambahan Rumah Baru (000'Unit)   

761

111

52

153

162

  Number of househoulds (000'M2)*    

2,616,516

2,665,278

2,714,859

2,778,930

2684430

  Penambahan Rumah Baru (000'M2)     

47,943

6,993

3,276

9,639

10,206

  Number of Office Building (000'M2) 

4,457

4,667

4,947

5,237

5530

  Penambahan Kantor Baru (000'M2)    

420

210

250

320

293

  Number Of Pertokoan (000'M)        

51,347

51,797

52,437

53,137

53934

  Penambahan Pertokoan Baru (000,M2) 

500

450

640

700

797

  Low                              

30,710

31,013

31,434

31,894

32372

                                     

338

303

421

460

478

  Medium                           

13,775

13,857

13,997

14,152

14294

                                     

110

102

140

155

142

  Hight                            

6,882

6,927

7,006

7,091

7238

                                     

52

45

79

85

147

  Apartemen (000'M2)                 

2,318

2,922

3,462

4,062

4265

  Penambahan Apartemen Baru          

655

604

540

600

203

  Hotels(000'M2)                     

1,923

2,023

2,143

2,267

2358

  Penambahan Hotel Baru (000'M2)     

96

100

120

124

91

  Pabrik (000'M2)                    

189,432

195,663

202,143

209,533

213724

  Penambahan Pabrik Baru (000'M2)    

5,760

6,240

6,480

7,390

4191

  Fasos/Fasum (000'M2)                

96,431

104,466

113,136

122,476

129825

  Penambahan Fasos/Fasum (000'M2)    

7,940

8,035

8,670

9,340

7349

  a  Rumah Sakit                      

11,320

12,580

14,110

15,940

17215

                                     

1,200

1,260

1,530

1,830

1275

  b  Fasilitas Pendidikan             

80,875

87,435

94,255

101,355

106423

                                     

6,540

6,560

6,820

7,100

5068

  c  Lainnya                          

4,236

4,451

4,771

5,181

5336

                                      

200

215

320

410

155

Catatan :  Rata-rata luas ideal bangunan perumahan  sebesar 63-70 m2.

Sumber : Penelitian Anonym, dari berbagai sumber 

Dari tabel di atas melihat luas  pembangunan ruang  baru di sektor properti baik pembangunan rumah baru, perkatoran baru, pertokoan baru, apartemen baru dan properti baru lainnya, maka   total konsumsi furniture di dalam negeri  terlihat berfluktuasi, namun ada kecederungan  meningkat. Pada tahun 1997 misalnya komsumsinya tercatat sebesar 1.294.9 rihu m3. Tetapi pada tahun 1998-1999 menurun cukup drastis,  menjadi  680.7 ribu m3 pada tahun 1998 dan 516.2 ribu m3 pada tahun 1999.  Sedangkan dalam dua tahun terakhir ini (2000-2001) komsumsinya meningkat cukup tajam menjadi 1.821.0 ribu m3 pada tahun 2000 dan  2.220.0 ribu m3 pada tahun 2001. 

Perkembangan Komsumsi Furniture, 1996-2001

Tahun

Produksi

(M3)

Ekspor

(M3)

Impor

(M3)

Konsumsi

(M3)

Pert

(%)

1997

1.670.700

375.739

0

1.294.961

-

1998

1.042.500

166.884

0

875.616

-32.38

1999

1.645.000

417.280

0

1.227.300

40.16

2000

2.897.000

1.084.700

8.713

1.821.013

47.62

2001

3.250.000

1.029.534

10.520

2.220.986

6.04

Sumber : Diolah Anonym