Last Updated:
Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hias
PustakaDunia.com

Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hias

Anonymous
Anonymous Perkebunan

 

Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hias (Krisan Potong, Krisan Pot, Mawar Potong dan Daun Potong Asparagus Bintang). Bunga dan tanaman hias merupakan salah satu sub sektor yang sedang dikembangkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, pariwisata serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Budaya penggunaan tanaman hias mampu mengubah pola usaha tani dari sekedar hobby menjadi usaha komersial yang prospektif.  

Secara umum komoditas bunga dan tanaman hias dibagi atas beberapa jenis berdasarkan bagian tanaman yang dipasarkan/diperjualbelikan, yaitu (1) tanaman hias bunga, (2) tanaman hias daun, (3) bunga potong, dan (4) daun potong. Bunga mawar dan krisan merupakan tanaman bunga potong yang termasuk ever lasting demand pada perdagangan internasional maupun nasional, sedangkan asparagus bintang merupakan tanaman hias daun yang sampai saat ini pelaku bisnisnya masih sangat sedikit di Indonesia. 

Secara tradisional menurut Asian Productivity Organisation (APO) bisnis bunga dan tanaman hias dibagi ke dalam bunga potong, bunga pot dan untuk produksi minyak. Sektor lain dari produksi bunga dan tanaman hias adalah untuk produksi rasa/essens,  parfum, bahan obat dan pestisida.

Permintaan bunga dan tanaman hias mempunyai kecenderungan meningkat. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2001) menyebutkan sejak sepuluh tahun terakhir permintaan akan bunga dan tanaman hias meningkat pesat dari tahun ke tahun terutama di kota-kota besar. Lebih dari 50 juta tangkai bunga potong dibutuhkan setiap tahun untuk mencukupi permintaan pasar ibu kota. Di sisi lain kebutuhan pasar dalam dan luar negeri tidak dapat dipenuhi sehingga masih diperlukan impor sekitar 5–15% dari total volume yang dibutuhkan.

Perkembangan produksi tanaman hias di tingkat nasional dari tahun 1996-2001 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi dengan peningkatan produksi terjadi pada tahun 1999-2001 yang mencapai 72,4%. Pada tingkat produksi tersebut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2002) menyebutkan terjadi peningkatan ekspor sebesar 28.3%. Tujuan ekspor tanaman hias adalah Jepang, Belanda, Hongkong, Singapura, Korea Selatan, Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Republik Emirat Arab, Brunai Darussalam, RRC, India, Malaysia dan lain-lain. Sedangkan pada pasar impor, telah terjadi kecenderungan peningkatan permintaan bunga potong, Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2002)  menyebutkan selama tahun 1999-2001 peningkatan mencapai 52%. Peningkatan tersebut menunjukkan masih belum mampunya pemenuhan kebutuhan pasar di dalam negeri. 

Wilayah sentra produksi bunga dan tanaman hias di Indonesia meliputi beberapa daerah, seperti Jabotabek, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Sedangkan sentra penjualan bunga dan tanaman hias meliputi kota-kota besar di Indonesia seperti Jawa (Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya,Malang), Sumatera (Medan), Bali (Denpasar) dan Sulawesi (Ujung Pandang). 

Pola pengusahaan pada perusahaan besar dilakukan untuk kontinyuitas suplai pasar, sehingga pola tanam dan luas lahan dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi permintaan konsumen.  Para petani tradisional mengusahakan bunga dan tanaman hias ini pada luas lahan rata-rata kurang dari 2 000 m2, sedangkan  perusahaan besar memiliki lahan rata-rata lebih dari 2 000 m2

Pengelolaan produksi bunga krisan, mawar dan daun potong asparagus bintang meliputi kegiatan pemilihan bibit, penanaman, pemeliharaan serta panen dan pasca panen. Secara umum pengelolaan tersebut relatif sama. Akan tetapi beberapa kegiatan produksi berbeda oleh karena berkaitan dengan pola dan karakteristik tanaman.

Pemilihan bibit merupakan kegiatan pertama yang harus diperhatikan dalam menajemen usaha ini. Bibit yang baik akan memberikan keuntungan yang optimum Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan bibit adalah :

  1. Varietas atau kultivar komersial yang laku di pasaran.
  2. Daya tumbuh (vigor) tanaman kuat.
  3. Pertumbuhan normal, subur dan dominan fase vegetatif.
  4. Bebas dari OPT.
  5. Mudah diperbanyak secara vegetatif, terutama stek atau kultur jaringan. 

Aspek pemeliharaan merupakan aspek penting setelah penanaman, bahkan beberapa kegiatan pemeliharaan tersebut dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan. Pemeliharaan yang baik harus menunjang terhadap faktor-faktor  yang dibutuhkan tanaman. Kegiatan pemanenan meliputi tahap-tahap: penampungan (pengumpulan hasil), penyortiran dan pembersihan, pengkelasan (grading), pengikatan, pembungkusan, pengepakan (pengemasan), pengangkutan, penyimpanan, pemasaran. 

Keberhasilan usaha bunga dan tanaman hias ditentukan oleh beberapa faktor penting yang antara lain adalah : a). Pemilihan bahan baku, b). Tingkat penguasaan teknologi, dan c). Strategi pemasaran yang jitu dalam upaya mempertahankan kestabilan harga. 

Aspek finansial usaha bunga dan tanaman hias dikaji untuk melihat sejauh mana bunga dan tanaman hias layak untuk dijadikan usaha. Pada kajian ini pengusahaan bunga dan tanaman hias dikaji pada luas lahan skala besar yaitu 5 000 m2. Hasil analisis menunjukkan, pada pengusahaan krisan potong pada umur proyek tiga tahun, usaha ini memberikan manfaat internal 38%, dengan nilai NPV positif sebesar Rp. 210 juta. usaha krisan potong sensitif terhadap perubahan harga jual yang turun sampai dengan 12% dan biaya operasional yang meningkat sebesar 20%. 

Usaha bunga krisan pot dengan umur proyek yang sama dengan usaha bunga krisan potong, manfaat internal yang diperoleh adalah 44%, dengan nilai NPV positif sebesar  Rp. 314 juta. Nilai rasio manfaat biaya 2.18 usaha ini lebih menunjukkan kondisi usaha ini layak secara finansial. 

Komoditas bunga mawar potong dengan umur proyek lima tahun, nilai penghasilan internalnya adalah 30%, dengan nilai tunai neto positif sebesar Rp. 453 juta, usaha ini kurang sensitiv terhadap perubahan harga, perubahan produksi dan perubahan biaya operasional. Akan tetapi risiko-risiko usaha yang cukup tinggi perlu mendapat perhatian bagi pengusaha yang akan terjun pada usaha ini. 

Sedangkan pada usaha daun potong asparagus bintang, manfaat internal yang diperoleh adalah 25%. Selama proyek berjalan nilai tunai neto yang didapat adalah Rp. 228 juta. Usaha ini kurang begitu sensitif terhadap perubahan harga jual, penurunan produksi, dan peningkatan biaya operasional. Secara umum pengusahaan bunga krisan potong, krisan pot, bunga mawar potong dan daun potong asparagus bintang memiliki kelayakan yang baik. 

Industri bunga dan tanaman hias memiliki prospek yang cukup baik untuk diusahakan, hal ini diperlihatkan dengan permintaan yang meningkat sejalan dengan peningkatan sektor bisnis dan pariwisata, selain permintaan pada acara-acara keagamaan atau event-event tertentu.

Potensi lahan dan kondisi agroklimat, serta tersedianya teknologi budidaya yang baik merupakan faktor yang memperkuat keunggulan untuk pengembangan agribisnis bunga dan tanaman hias. Pengusahaan komoditas ini dapat dilakukan dengan pemanenan sepanjang tahun tanpa terganggu musim sehingga kontinuitas dapat terus terpenuhi untuk memenuhi permintaan pasar. 

Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hia

Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hias - Sebagai negara tropis yang mempunyai dataran rendah dan dataran tinggi, Indonesia dapat menghasilkan hampir semua jenis komoditas florikultura. Pengusahaan komoditas ini dapat dilakukan dengan pemanenan sepanjang tahun tanpa terganggu musim sehingga kontinuitas dapat terus terpenuhi untuk memenuhi permintaan pasar. 

Perkembangan pasar tanaman hias dan bunga potong domestik yang cukup cepat membawa dampak terhadap perubahan sistem pengelolaan usaha tani dari sistem tradisional menjadi sistem agribisnis yang berorientasi pada kebutuhan konsumen. Dengan demikian terciptalah segmen pasar yang menggunakan bahan tanam berkualitas tinggi walaupun belum begitu besar, yang ditunjukkan dengan  peningkatan 10% per tahun. 

Pengembangan industri florikultura yang berdaya saing tinggi sangat membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dengan mempertimbangkan lingkungan nasional dan global, pemberdayaan potensi wilayah, peningkatan efisiensi usaha tani dan pelestarian lingkungan. 

Tingkat Kejenuhan Pasar Bunga Potong dan Tanaman Hias 

Berdasarkan pola permintaan yang ada selama ini, terbagi dua macam ‘trend’ permintaan pasar terhadap tanaman hias, yaitu (1) permintaan yang relatif tetap, tidak terlalu berfluktuasi dan (2) permintaan yang sangat dipengaruhi oleh trend pasar yang berlaku saat itu. 

Permintaan yang relatif tetap umumnya terdapat pada jenis tanaman hias yang dibutuhkan untuk pernikahan, seperti bunga-bunga berwarna kuning dan putih (krisan), atau bunga ‘sakral’ dengan keharuman khas seperti melati dan sedap malam.  Demikian pula dengan bunga potong atau daun potong yang hampir selalu ada/dibutuhkan pada rangkaian bunga dengan vase life yang panjang.  Contoh bunga potong semacam ini seperti anyelir, krisan, anggrek, gerbera, lily  dan mawar (terutama untuk  perayaan valentine day), Sedangkan contoh daun potong seperti asparagus bintang, dracaena, silver dollar, dan caspea. 

Jenis yang kedua adalah jenis tanaman hias yang permintaannya sangat dipengaruhi oleh trend yang biasanya diciptakan oleh para pelaku bisnis tanaman hias itu sendiri.  Misalnya, pada sekitar tahun 1987-1988 tanaman suplir sangat populer sehingga semua hobyist sibuk mengkoleksi suplir, lalu pudar lagi.  Pada tahun 1997 tanaman dari famili bromeliads menjadi populer dan diminati banyak pecinta tanaman hias.  Kemudian pada tahun 1998 terkenal tanaman pacira dengan batangnya yang dikepang dan tahun 1999 tanaman dracaena yang ditata sedemikian rupa menjadi populer dengan nama ‘bambu air’ dan dihubungkan kepemilikannya dengan image rejeki.  Kini macam tanaman hias tersebut sudah tidak begitu populer lagi.  Di awal 2000 popularitas tanaman ‘kamboja Jepang’ (Adenium sp) mencuat dan di tahun 2002 popularitasnya sudah mulai meredup kembali.

Sedangkan tingkat kejenuhan pengusaha/produsen bunga dan tanaman hias, masih terbuka peluang bagi para investor baru untuk menekuni usaha ini, dikarenakan masih terbukanya peluang yang masih cukup besar. 

Analisis SWOT Usaha Bnga Potong dan Tanaman Hias 

Analisis SWOT adalah alat yang sering digunakan untuk menganalisa posisi industri dalam peta persaingan, serta digunakan untuk mengantisipasi langkah perusahaan di masa yang akan datang. Tujuan dilakukannya analisis SWOT ini adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, mengantisipasi langkah persaingan (bisnis) dan redefinisi tujuan perusahaan. Analisis SWOT ini dilaksanakan sesuai kebutuhan, dan perlu memperhatikan faktor tempat dan waktu. 

  • Faktor kekuatan (Strenght)
    1. Produktivitas yang terus meningkat.
    2. Tersedianya varietas unggul yang sudah dilepas oleh pemerintah (BALITHI)
    3. Ketersediaan sumberdaya manusia yang banyak dan upah yang relatif murah.
    4. Kondisi iklim yang memungkinkan dikembangkannya usaha bunga dan tanaman hias.
    5. Cukup banyaknya petani ataupun pengusaha yang telah bergerak dalam bidang ini.
    6. Teknologi proses produksi relatif mudah diadopsi.
    7. Waktu produksi dan pengolahannya relatif singkat, dan tidak mengenal musim.
  • Faktor Kelemahan (Weaknesses)
    1. Tersedianya teknologi namun dengan keterbatasan dana untuk mengadopsi teknologi tersebut menyebabkan tidak tersosialisasi dan teradaptasi dengan baik.
    2. Kurangnya benih berkualitas, khususnya jenis yang disukai pasar internasional.
    3. Kurangnya modal kerja untuk usaha florikultura. Program yang tersedia untuk sektor ini sangat sedikit.
    4. Pengawasan mutu yang kurang dan lemahnya pelaksanaan untuk standarisasi mutu tersebut.
    5. Tingkat ketergantungan akan benih impor yang terlalu tinggi dari negara dengan hukum proteksi varietas yang kuat, sangat meningkatkan biaya produksi.
    6. Degenerasi benih yang mengakibatkan produk bermutu rendah dan tidak seragam.
    7. Teknik budidaya kurang efisien dan kurang produtif dengan ketergantungan input produksi dari luar negeri.
    8. Kelembagaan lemah, kurang efektif dan efisien, serta sumber daya menusia yang kurang terampil.
  • Faktor Peluang (Opportunities)
    1. Adanya perubahan teknologi yang semakin baik dari segi budidaya, maupun pengolahan pasca panen.
    2. Konsumsi bunga yang terus meningkat dalam berbagai jenis produk segar maupun diversifikasinya.
    3. Masih beragamnya daerah pengembangan untuk perluasan usaha bunga dan tanaman hias, sehingga produksi masih dapat ditingkatkan.
    4. Kebijakan/regulasi pemerintah yang semakin tidak membatasi skala usaha.
    5. Terciptanya varietas-varietas lokal oleh BALITHI sehingga akan mengurangi konsumsi input produksi dari luar negeri.
    6. Permintaan tanaman hias dan bunga potong cenderung meningkat terutama di kota-kota besar.
    7. Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata memberi dampak positif terhadap peningkatan permintaan bunga potong di dalam negeri.
  • Faktor Ancaman (Threath)
    1. Pasar bebas yang akan mempersempit pasar domestik sehingga akan lebih berat lagi jika produsen dalam negeri tidak bisa memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
    2. Persaingan/tingkat kompetisi yang tinggi di era pasar bebas dengan pengusaha luar negeri, perubahan kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu, yang berpengaruh terhadap kestabilan harga.
    3. “Trend” pasar selalu berubah cepat sehingga produksi harus cepat mengikutinya. 

Pengusahaan bunga dan tanaman hias (krisan, mawar dan daun asparagus bintang) merupakan kegiatan usaha dengan margin  usaha yang besar tetapi berisiko tinggi atau faktor kegagalan yang besar. Bila ditelaah lebih mendalam, faktor kegagalan budidaya tersebut sesungguhnya relatif kecil bila dibandingkan dengan margin usaha apabila budidayanya berhasil.

Namun demikian faktor kegagalan budidaya tersebut sering menjadi penyebab bangkrutnya suatu usaha budidaya bunga, penyebab utamanya adalah penggunaan uang pada saat memperoleh keberhasilan tidak dialokasikan untuk cadangan/upaya pencegahan kegagalan dengan rincian sebagai berikut.

  1. Investasi, diperuntukkan untuk pembangunan kontruksi rumah kaca, instalasi listrik dan irigasi, mesin dan peralatan, bangunan penunjang dan perlengkapan lainnya. Jumlah yang dibutuhkan sebaiknya dikucurkan seluruhnya pada awal kegiatan. diberikan dengan proporsi 65% dari total investasi yang dibutuhkan.
  2. Modal kerja diperuntukkan bagi operasional budidaya sampai pasca panen. Pencairan ini seyogyanya dilakukan setelah pembangunan investasi atau pada saat operasional pertama dilakukan. 

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Prospek Usaha Bunga Potong dan Tanaman Hias 

Kesimpulan :
  • Industri bunga dan tanaman hias memiliki prospek yang cukup baik untuk diusahakan, hal ini diperlihatkan dengan permintaan yang meningkat sejalan dengan peningkatan sektor bisnis dan pariwisata, selain permintaan pada acara-acara keagamaan atau event-event tertentu.
  • Potensi lahan dan kondisi agroklimat, serta tersedianya teknologi budidaya yang baik merupakan faktor yang memperkuat keunggulan untuk pengembangan agribisnis bunga dan tanaman hias.
  • Pemilihan varietas, penting dilakukan mengingat trend pasar yang selalu berubah dengan cepat. Dari tuntutan trend pasar tersebut yang mengarah pada kualitas produk hendaknya didukung oleh penguasaan teknologi budidaya, pasca panen dan strategi pemasaran yang baik.
  • Dari tinjauan analisis finansial dan kelayakannya diperoleh hasil bahwa industri ini layak untuk dijadikan suatu usaha dengan tetap mempertimbangkan resiko-resiko usaha yang dihadapi.
  • Dalam rangka mensiasati kejenuhan usaha bunga dan tanaman hias, maka strategi-strategi yang mendorong usaha ini untuk survive perlu dilakukan, seperti pemilihan jenis-jenis bunga yang akan diproduksi, pemilihan segmen-segmen pasar yang dianggap efektif disamping menyesuaikan waktu panen dan skala usaha dengan permintaan pasar. 
Rekomendasi :

Sebelum memutuskan untuk memberikan kredit bagi pengusahaan bunga dan tanaman hias, pihak Bank harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

  1. Faktor kritis kegagalan usaha. Syarat tumbuh yang optimum untuk bunga dan tanaman hias harus diperhatikan, sehingga keberhasilan usaha tani (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) terpenuhi. Oleh karena itu ketersediaan rumah naungan, sarana irigasi dan teknologi yang mendukung bagi pengusahaan bunga dan tanaman hias mutlak tersedia.
  2. Trend permintaan bunga dan tanaman hias yang selalu berubah tiap waktu menyebabkan pengusaha/produsen harus mengetahui jenis bunga dan tanaman hias yang dikehendaki pasar.
  3. Bahan baku bunga dan tanaman hias sebagian besar masih impor. Pemilihan tanaman induk, asal dan cara perolehan bahan baku penting diperhatikan dikarenakan adanya hukum proteksi varietas yang kuat. Pihak bank harus memastikan bahwa bibit bunga dan tanaman hias yang digunakan diperoleh dengan prosedur yang benar.
  4. Dalam pemasaran bunga dan tanaman hias, banyaknya pengusaha/produsen bunga menyebabkan adanya suatu persaingan (kompetisi) diantara pengusaha yang berkecimpung dalam usaha sejenis. Oleh sebab itu pihak bank perlu memastikan bahwa pengusaha tersebut memiliki beberapa hal, seperti :
    1. pemilihan jenis bunga yang akan diproduksi, atau bahkan menciptakan trend dari jenis yang selama ini belum banyak di pasaran.
    2. Sudah mempunyai segmen-segmen pasar yang efektif, diantaranya florist, hotel, wholesaler, perkantoran, supermarket dan sebagainya.
    3. Adanya perencanaan /penyesuaian waktu panen dan skala produksi dengan permintaan pasar.
  5. Diperlukan penguasaan informasi pasar mengenai harga jual yang berlaku. Pada industri bunga dan tanaman hias, harga jual akan tinggi apabila kualitas bunga dan tanaman hias yang dihasilkan sangat baik.