PustakaDunia.com

Pemasaran Usaha Produksi Furniture

Pemasaran Usaha Produksi Furniture - Sejak krisis, industri kayu olahan khususnya industri furniture yang selama ini menjadi  andalan ekspor sempat mengalami keterpurukan, namun dalam dua tahun terakhir ini kelihatannya mulai bangkit kembali dan  terjadi persaingan harga yang cukup ketat.

Di pasar ekspor misalnya,  kompetisinya saat ini  semakin ketat, negara pesaing,  dari negara-negara ASEAN, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, dan negara Asia lainnya seperti Cina bahkan mulai menghambat pasar ekspor  furniture Indonesia. Hebatnya negara-negara pesaing ini mampu menjual  dengan harga murah, yang  menyebabkan pangsa pasar industri furniture Indonesia di pasaran ekspor sempat  mengalami penurunan.

Ironisnya menurut beberapa produsen furniture Indonesia, para pesaing ini justru mendapatkan bahan baku kayu gelondongan dari Indonesia.

Dampak persaingan yang tidak sebanding itu menyebabkan  kenerja industri furniture di dalam negeri semakin melemah dan ini jelas merupakan  sesuatu yang meresahkan.

Perolehan bahan baku kayu dan tingginya harga bahan baku kayu log kelihatannya  menjadi pemicu terjadinya persaingan harga yang sangat kompetitef  di pasaran furniture saat ini, baik pasaran ekspor maupun dalam negeri.

Sementara itu dilihat dari sistem distribusi pemasarannya di dalam negeri, produsen umumnya menunjuk distributor dan sub distributor, yang kemudian distributor atau sub distributor tadi menunjuk whole saler/retailer.

Distribusi Pemasaran Furniture

Sedangkan untuk pasaran ekspor umumnya dipasarkan ke negara-negara tujuan ekspor yang potensial, dimana pihak produsen mengadakan negosiasi untuk keagenan/distributor dan selanjutnya distributor memasarkan produknya  di negara-negara yang bersangkutan.

Selain itu dari hasil pengamatan dan penelitian ANONYM,  banyak juga produsen-produsen furniture skala besar maupun menengah yang memproduksi furniture berdasarkan  pesanan (job order) dari luar negeri. Dimana agen luar negeri tersebut membawa contoh produk yang akan dibuat berdasarkan desainnya, dan umumnya adalah agen-agen dari Jepang dan Amerika. Bahkan menurut hasil penelitian yang dilakukan Asosiasi Produsen Mebel Amerika Serikat (AFMA), saat ini di Amerika Serikat (87%) orang  Amerika menginginkan furniture yang multi fungsi. 

Tingkat Kejenuhan Permintaan Furniture 

Melihat perkembangan permintaan furniture yang masih cukup tinggi baik dipasaran dalam negeri maupun ekspor, sebenarnya pasar furniture di dalam negeri  masih terbuka, namun yang menjadi permasalahan  adalah  suplai bahan baku kayu yang mulai terbatas. Sehingga  timbul keraguan dikalangan investor untuk mendirikan industri furniture di dalam negeri  akhir-akhir ini.

Pada tahun 200I misalnya menurut sumber ASMINDO produksi kayu bulat tercatat   sebesar 22.0 juta m3 menurun hingga 40 % menjadi 12.0 juta m3 pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 diperkirakan  diperkitakan akan menurun lagi menjadi  sebesar 45 %.  Penurunan yang sangat drastis ini diperkirakan akan menyebabkan berkurannya minat investasi  dibidang industri furniture.

Menurut sumber ASMINDO, pada saat ini di Indonesia sedikitnya ada sekitar 4.000 perusahaan furniture baik skala besar, menengah dan kecil (home), sedangkan  yang menjadi anggota hanya sekitar 800 perusahan, yang menghasilkan  sekitar 80 % dari nilai ekspor nasional.

Pemain Utama Usaha Furniture dan Market Sharenya 

Dari hasil pengamatan dan penelitian ANONYM, dengan beberapa produsen furniture terkemuka di Indonesia seperti, PT Cahaya Sakti Furintraco yang memproduksi furniture merk Olympic, kemudian PT Arjuna Maha Sentosa yang memproduksi merk Expo/TipTop, PT Timur Jaya Prestasi (High Point), PT Victor Indah Prima(Victor), PT Karya Megah Kencana (Dino), PT Sink Dinamika (Sinka), PT Karya Megah Kencana, PT Nawa Perkasa, PT Kali Agung Industrial, PT Hakka Furniture, PT Padema Agung Pratama (Morres) dan beberapa  produsen furniture lainnya,  pada umumnya produk-produknya dikomsumsi untuk segmen pasar klas menengah ke  bawah, akan tetapi untuk produk-produk tertentu seperti lemari-lemari kias, kitchen set, baby locker, tempat tidur, office set, dan beberapa produk lainnya yang dibuat untuk segmen pasat klas menengah  atas.

Bahan baku furniture yang dibuat oleh produsen-produsen furniture tersebut khususnya yang dibuat untuk segmentasi pasar klas menengah ke umumnya menggunakan bahan baku paku panel seperti, Plywood, Particleboard dan MDF (mediun density fibreboard).

Sedangkan bahan baku wood furniture yang ditujukan untuk klas menengah ke  atas umumnya menggunakan bahan baku MDF dan kayu solid atau perpaduan antara kayu solid, plywood atau kayu solid dan MDF.

Seperti PT Palapa Utama yang memproduksi merek (Palma), kemudian PT Hadinata Brothers Co Ltd (Ligna), PT Grand Graha Utama (Grand), PT Talenta Anugrah Utama Pratama (Talenta), PT Maste\r Elcon Nusantara (Peterwood) dan beberapa produsen lainnya konsentrasi pasarnya umumnya untuk kelas menengah ke atas, dan bahan baku yang digunakan adalah kayu solid (kayu ramin), Plywood dan MDF.

Beberapa Produsen Furniture Terkemuka dan Bahan baku yang digunakan, 2001

No

Nama Perusahaan

Merek

Jenis Bahan Baku

1

PT Cahaya Sakti Furintraco

Olympic

Particleboard, Plywood, MDF, Kayu Solid

2

PT Arjuna Maha Sentosa

Expo

Plywood, Kayu Solid, MDF

3

PT Victor Indah Prima

Victor

Kayu Solid, Plywood, MDF

4

PT Nawa Perkasa

Nawa

Partcleboard, MDF, K. Solid

5

PT Hadinata Brothers

Ligna

Kayu Solid, MDF

5

PT Sinka Dinamika

High Point

Kayu Solid, MDF, Particleboard

6

PT Timur Jaya Prestasi

Sinka

Kayu Solid, Kayu Panel

7

PT Grand Graha Utama

Grand

Kayu Solid, Particleboard, MDF

8

PT Talenta Anugrah Utama

Talenta

Kayu Solid, Plywood. MDF

9

PT Karya Megah Kencana

Dino

Kayu Solid

10

PT First Fixo Furniture

Fixo

Plywood, Kayu Solid, MDF

11

PT Tri Cahaya Purnama

TCP

Kayu Solid, Plywood, MDF

12

PT Mitra Anggra Utama

Infinity

Partcleboard, MDF, K. Solid

13

PT Tosindo Gemilang

Martin

Kayu Solid, MDF

14

PT Dyto Mega Ceria

Dyto

Kayu Solid, MDF, Particleboard

15

PT Dwipapuri Asri

Sigma

Kayu Solid, Kayu Panel

16

PT Kali Agung Industrial

Disneyland

Kayu Solid, Particleboard, MDF

17

PT Song Jaya

Song

Kayu Solid, Plywood. MDF

18

PT Rackkindo Setara Perkasa

Rackindo

Kayu Solid

19

PT Palapa Utama

Palma

Kayu Solid, Particleboard, MDF

20

PT Hakka Furniture

Hakka

Kayu Solid, Plywood. MDF

21

PT Mobelia Furniture

Mobelia

Kayu Solid

22

PT Tandi Cipta Prima

Purfix

Kayu Solid, Particleboard, MDF

23

PT Fortuna Furniture

Fortuna

Kayu Solid, Plywood. MDF

24

PT Super Furniture

Super

Kayu Solid

25

PT Syahida Mandiri

-

Kayu Solid, Plywood. MDF

26

PT Harfit International

Harfit

Kayu Solid

27

PT Master Elcom Nusantara

Peterwood

Kayu Solid, Plywood. MDF

28

PT Casatama Ergo Nusantara

Furnitex

Kayu Solid

29

PT Madema Agung Pratama

Morres

Kayu Solid, Plywood. MDF

30

PT Top Sindo Gemilang

Martin

Kayu Solid

31

PT Bumi Raya Nusa Permai

Beauty

Kayu Solid, Plywood. MDF

32

PT Furindo Kencana Ltd

Furindo

Kayu Solid

Sumber : Penelitian ANONYM 

Kiat Sukses Usaha Furniture dari Top Tree 

PT Cahaya Sakti Furintraco (Olimpic)         

PT Cahaya Sakti Furintraco, termasuk perusahaan terbesar di bidang industri furniture kayu, perusahaan yang berdiri pada tahun 1983 dan berlokasi di kawasan industri Sentul- Bogor-Jawa Barat.

Dalam bidang industri furniture, perusahaan ini tercatat memiliki kapasitas produksi  sebesar 3.000 container (40ft) per tahun dengan jumlah tenaga kerja sekitar 2.000 orang. Perusahaan tersebut kini telah berkembang menjadi salah satu pabrik wood furniture skala besar di Indonesia dan jenis produk wood furniture yang diproduksi perusahaan ini sangat beragam  mulai dari  living room set, children set, kitchen set, bedroom set, office set, dan lain sebagainya (indoor), dan menurut sumber perusahaan ini juga akan memproduksi furniture out door.  Sedangkan kiat sukses perusahaan ini antara lain :

  • Memiliki jaringan pemasaran yang luas ( mencakup hampir seluruh Indonesia dan ekspor)
  • Memiliki bentuk dan design yang bagus
  • Produknya penuh dengan inovatif
  • Pelayanan yang baik kepada konsumer (after self service)
  • Serta produknya sesuai dengan kehendak pembeli (customized)
  • Dan harga dapat terjangkau untuk semua 

PT Hadinata Brothers & Co (Ligna) 

Perusahaan ini juga termasuk perusahaan besar dan sukses dibidang industri furniture.  Perusahaan yang berlokasi di Bogor (Tapos Km 1 Cibinong) Jawa Barat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 1.700 Container (20 ft) per tahun dan ekspornya sebanyak 35-50 Container per bulan dengan tujuan pasar Asia, USA, Eropa, Japan dan Australia. Sedangkan jumlah tenaga kerjanya saat ini  sebanyak 2000 orang.

Jenis yang produksi perusahaan ini juga furniture sistem knocked down antara lain,  bedroom set, living Room set, Dinning room set, office furniture, dan lain sebagainya (indoor). Karena adanya permintaan saat ini perusahaan memproduksi jenis furniture out door (furniture taman) dan  bahan baku produknya umumnya lebih mengutamakan bahan baku jenis kayu Ramin dan Mahoni dan jenis kayu lainnya.,

Kiat sukses perusahaan ini dari segi pemasaran antara lain :

  • Jaringan pemasarannya sangat luas terutama untuk pasaran ekspor
  • Memiliki designnya sudah memenuhi standar ekspor
  • Produknya dipacking dengan baik dan system knock down.
  • Menggunakan bahan baku pilihan
  • After self service
  • Dapat dibuat berdasarkan pesanan (skala besar) 

PT Song Jaya 

  • PT Song Jaya juga termasuk salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri wood furniture yang sukses. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977 lalu tersebut berlokasi dikawasan industri Tambun Bekasi dengan kapasitas produksi  sebesar 720 container (40ft) per tahun atau jumlah tenaga kerja sebanyak 1.200 orang.

Kiat sukses perusahaan ini antara lain :

  • Pertama kali memproduksi furniture sistem knock down system di Indonesia.
  • Memiliki jaringan pemasaran yang luas baik di dalam negeri maupun luar negeri
  • Memiliki design yang bagus serta kualitas yang baik
  • Harga yang realatif murah
  • After self services
  • Dan sebagainya.

 Investasi Baru dan Perluasan Usaha Produksi Furniture 

Industri furniture yang tergolong industri padat karya akhir-akhir ini mulai kurang diminati investor, selain jumlah  industri furniture di Indonesia sudah tergolong cukup banyak, juga masalah bahan baku menjadi kendala saat ini. 

Selama periode tahun 2001-2002 misalnya jumlah perusahaan yang mengajukan investasi di sektor furniture hanya tercatat sebanyak 4 perusahaan, antara PT Choeunindo dengan kapasitas 1000 m3, lokasi Bogor dengan nilai investasi sebesar US$ 250.000. Kemudian PT Antik Dimensi PMA lokasi Demak Jawa Tengah dengan investasi sebesar US$ 200.000, PT OZ Furniture Indah  dengan kapasitas 3500 M3 dengan nilai investasi sebesar US 2.500 ribu dan PT LA Citra Furindo, di Semarang Jawa Tengah dengan kapasitas 12.000 m3  dengan nilai investasi sebesar US$ 950 ribu. 

Perusahaan Yang Mengajukan Investasi di Bidang Industri Furniture Tahun 2000-2002

No

Nama Perusahaan

Status

Kapasitas

Lokasi

Investasi

 

 

 

(M3)

 

US$

1

PT Choeunindo

PMA

1.000

Bogor

   250.000

2

PT Antik Dimensi

PMA

1.000

Demak

   200.000

3

PT OZ Furniture Indah

PMA

3.500

-

2.500.000

4

PT LA Citra Furindo

PMA

12.000

Semarng

   950.000

 Sumber : BKPM 

Perkembangan dan Proyeksi Harga Furniture 

Menurut pengamatan ANONYM dengan kondisi harga bahan baku kayu yang masih tetap tinggi diperkirakan harga furniture dipasaran juga masih akan tetap tinggi. Kecuali furniture dari bahan-bahan substusi seperti plastik, metal, bambu atau bahan substusi lainnya.

Dari pengamatan dan penelitian ANONYM dengan harga kayu log yang rata-rata masih sebesar  Rp 1.9 juta sampai Rp 2 juta per m3, diperkirakan harga furniture masih akan tetap tinggi, kecuali jika ada subsidi  harga bahan baku kayu dari pemerintah. Seperti yang terjadi di negara Cina, pemerintahnya  memberikan subsidi untuk pengadaan bahan baku, sehingga harga furniturenya relatif murah. Menurut sumber harga kayu log di Cina antara Rp 800 ribu sampai Rp 900 ribu per m3.

Dengan  asumsi  harga kayu log yang masih cukup tinggi, yaitu   rata-rata mencapai Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per m3, diperkirakan harga furniture rata-rata meningkat sekitar 5 %  dibandingkan tahun sebelumnya.

Proyeksi Harga  Minimum dan Maksimun Furniture Menurut Jenis,2002-2006  (US$/unit)

 

Description

2002

2003

2004

2005

2006

 

Indoor

 

 

 

 

 

A

Armoires/Lemari

431

450

473

497

521

 

 

467

480

494

509

524

B

Besides And Chest

 44

50

52

55

58

 

 

136

150

165

182

200

C

Beds

78

80

82

84

86

 

 

336

350

364

378

393

D

Bookcase And Cabinet

94

100

106

112

120

 

 

422

425

429

434

438

E

Buffets

137

140

142

145

148

 

 

267

280

294

309

324

F

Hall Stand

70

75

79

83

87

 

 

272

280

288

297

305

G

Mirrors

31

35

37

39

405

 

 

78

80

84

88

93

H

Dest Bureaus And Writing Tables

111

120

126

132

139

 

 

229

230

242

254

266

I

Dining Tables

52

60

63

66

70

 

 

189

200

210

221

232

J

Dressing Tables

109

120

126

138

146

 

 

200

200

210

221

232

K

Chairs

30

  35

37

39

41

 

 

44

45

47

50

52

L

Plant Stand

12

15

16

17

20

 

 

112

120

126

132

140

M

Wall Tables & Small Tables

31

35

37

39

41

 

Outdoors

250

250

263

275

289

N

Chairs

18.

20

21

22

23

 

 

73

75

80

85

90

O

Table

46

50

55

60

65

 

 

269

270

275

280

300

Sumber : ANONYM 

Proyeksi Produksi Furniture

 Proyeksi Produksi Domestik

Pada tahun 2002 produksi Furniture di dalam negeri  diperkirakan naik sebesar 5.82 % menjadi 3.439.3 ribu m3 dan  pada tahun 2003 diperkirakan  menjadi 3.852.0 ribu m3 atau hingga tahun 2006 diperkirakan sebesar 4.847.5 ribu M3.

Kenaikan produksi furniture di dalam negeri yang tidak begitu tinggi tersebut atau rata-rata sekitar 6 %  per tahun dengan asumsi bahwa pemenuhan bahan baku kayu  masih tersedia namun mulai terbatas.  

Proyeksi Produksi Furniture

Tahun

Kapasitas

(M3)

Produksi

(M3)

2002

4.300.000

3.439.318

2003

4.400.000

3.852.036

2004

4.450.000

4.314.281

2005

4.500.000

4.573.138

2006

4.500.000

4.847.526

Dilihat dari  jenisnya produksi terbesar  pada tahun 2002 adalah perlengkapan ruang tidur tercatat sebesar 1.788.4 ribu m3, meningkat  pada tahun 2003 menjadi  2.003.0 ribu m3 atau hingga tahun 2006 tercatat sebesar 2.433.4 ribu m3.    Sedangkan produksi terbesar kedua adalah perlengkapan ruang tamu tercatat pada tahun  2002 sebesar 1.074.7 ribu M3, meningkat pada tahun 2003 menjadi 1.213.4 ribu m3 atau hingga tahun 2006 tercatat sebesar 1.551.2 ribu m3.

Proyeksi Produksi  Furniture Menurut Jenis, 2002-2006

No

 

Kelompok Produk

2002

(m3)

(%)

20003

(m3)

(%)

20004

(m3)

(%)

2005

(m3)

(%)

2006

(m3)

(%)

 1

Living Rooms Set

1.074.787

31,25

1.213.391

31,50

1.359..861

31,52

1.440.538

31.50

1.551.208

32,00

 2

Bedroom Set

1.788.445

52,00

2.003.059

52,00

2.252.055

52,20

2.295.715

50,20

2.433.458

50,30

 3

Kithen Set

48.150

1,40

57.781

1,50

65.577

1,52

68.597

1,50

67.865

1,40

 4

Offife Set & Fas Belajar

481`.505

14,00

547.374

14,21

614.785

14,25

695.117

15,20

579.610

15,30

  

Lainnya

46.431

1,35

30.431

0,79

21.571

0,50

73.170

1,60

48.475

1,00

  

T o t a l

3.439.318

100,00

3.852.036

100,00

4.314.281

100,00

4.573.138

100,00

4.847.526

100,00

Sumber : Penelitian ANONYM

Proyeksi Produksi Furniture International 

Data yang akurat mengenai produksi furniture dunia saat ini tidak didapat, yang ada hanya data perkembangan ekspor dan impor furniture dunia hingga tahun 2000. Dengan alasan tersebut, maka untuk menggambarkan produksi furniture dunia hingga tahun 2006 sulit digambarkan, sehingga yang akan digambarkan  adalah proyeksi ekspor dunia hingga tahun 2006. Data yang diperoleh ANONYM saat ini adalah ekspor dunia hingga tahun 2000, sehingga ANONYM memperkirakan ekspor furniture dunia tahun 2001. 

Menurut perkiraan ANONYM, laju pertumbuhan ekspor furniture dunia selama lima tahun mendatang diperkirakan sekitar 5% per tahun, sehingga pada tahun 2006 ekspornya diperkirakan akan mencapai  146.5 juta ton atau 249.1 juta m3, dengan asumsi bahwa  ekspor furniture dunia rata-rata masih sebesar 6 juta ton per tahun atau sebesar 10.2 juta m3 per tahun. 

Proyeksi Ekspor Furniture Dunia Tahun, 2002-2006

Tahun

        (Ton)

(M3)

Perkembangan (%)

2001*)

   114.821.697

195.196.885

 

2002

   120.562.782

204.956.729

 

2003

126.590.921

215.204.566

5.0

2004

132.920.467

225.363.033

5.0

2005

139.566.490

237.263.033

5.0

2006

146.544.815

   249.126.186

5.0

*) perkiraan, Diolah ANONYM

Sementara itu dilihat dari proyeksi ekspor furniture dunia menurut  negaranya terbesar adalah  Italia, kemudian peringkat ke dua adalah Canada, peringkat ke tiga  adalah USA, dan peringkat ke empat adalah Jerman. Sedangkan Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 9 dan Malaysia masuk peringkat ke sepuluh besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 

Proyeksi Ekspor Furniture Dunia Menurut Negara Tahun 2002-2006

NEGARA

2002

2003

2004

2005

2006

1.  ITALY

16.874.253

16.958.623

17.043.417

17.128.634

17.214.277

2.  CANADA

12.395.051

13.634.556

14.998.011

16.497.813

18.147.594

3.  USA

10.680.613

11.214.644

11.775.376

12.364.145

12.982.352

4.  GERMANY

9.707.579

9.901.731

10.099.765

10.301.761

10.507.796

5.  CHINA

9.436.688

10.852.191

12.480.020

14.352.023

16.504.827

6.  MEXICO

7.977.837

8.935.177

10.007.399

11.208.287

12.553.282

7.  FRANCE

4.797.742

4.857.742

4.917.742

4.977.742

5.037.742

8.  POLAND

4.669.749

4.903.236

5.148.398

5.405.818

5.676.109

9. INDONESIA

3.669.004

4.035.905

4.439.495

4.661.470

4.754.699

10.MALAYSIA

3.573.629

3.823.783

4.091.448

4.377.849

4.684.299

11.  DENMARK

3.694.953

3.713.427

3.731.994

3.750.654

3.769.408

Sumber : Diolah ANONYM

Proyeksi Konsumsi  Furniture

Proyeksi Konsumsi Domestik 

Walaupun bahan baku kayu furniture mulai terbatas, namun potensi pasar  furniture di dalam negeri diperkirakan masih cukup besar. Dari gambaran di atas, terlihat bahwa dengan mulai meningkatnya pertumbu­han ekonomi Indonesia di sisi lain tentunya akan meningkatkan pertumbu­han disektor properti, dan membaiknya pasar industri properti tentunya akan meningkatkan pula kebutuhan furniture baik langsung maupun tidak langsung.

Di sektor perumahan misalnya dalam beberapa tahun terakhir ini pembangunan rumah baru terlihat mulai bergerak, walaupun kondisi pasarnya masih mengalami sedikit kelesuan. Pada tahun 2002 misalnya menurut perkiraan ANONYM kebutuhan rumah baru di Indonesia diperkirakan akan mencapai 171.000 unit, meningkat pada tahun 2003 menjadi 189.000 unit, kemudian pada tahun 2004 mencapai 200.000 unit atau hingga tahun 2006 kebutuhan rumah baru diperkirakan akan mencapai 300.000 unit atau selama periode tahun 1996-2000 kebutuhan rumah baru akan mencapai 265.000 unit per tahun belum termasuk rumah yang dibangun oleh masyarakat sendiri.

Pembangunan di sektor properti lainnya juga terlihat akan mengalami kenaikan, akan tetapi untuk sektor perkantoran modern penambahan ruang baru kemungkinan akan sedikit berfluktuasi karena kalangan perbankan kelihatannya masih membatasi kredit untuk pembangunan disektor ini. Selain itu terjadinya fluktuasi ruang baru perkantoran dalam tahun tahun menda­tang juga diperkirakan karena meningkatnya harga bahan bangunan dan tingginya harga tanah di lahan lahan komersial.

]Kemudian di sektor apartemen pada tahun 2002, diperkirakan juga akan terjadi penambahan unit apartemen sebanyak 213 ribu m2, kemudian pada tahun berikutnya kembali terdapat penambahan sebanyak 224 ribu m3 atau hingga tahun 2006 akan terdapat penambahan ruang apartemen baru sekitar 315 ribu m2. Pembangunan apartemen baru tersebut jika di bandingkan tahun-tahun sebelumnya termasuk relatif kecil, karena pada tahun-tahun sebelumnya pembangunan apartemen baru bisa mencapai 600 ribu m2 per tahun. Penurunan tersebut menurut pengamatan ANONYM diperkirakan karena kondisi pasar­nya kelihatannya memang sudah mulai jenuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Proyeksi Penambahan Bangunan Properti Di Indonedonesia, 2002-2006*)

Bangunan Properti

2002

2003

2004

2005

2006

  Populasi Rumah (000'Unit)   

42,781

42,970

43,170

43,370

43,670

  Penambahan Rumah Baru (000'Unit)   

171

189

200

200

300

  Luas Perumahan (000'M2)*    

2695203

2707110

2719710

2732310

2751210

  Penambahan Rumah Baru (000'M2)     

10,773

11,907

12,600

12,600

18,900

  Ruang Perkantoran (000'M2) 

5807

6155

6525

6949

7338

  Penambahan Kantor Baru (000'M2)    

277

348

370

424

389

  Ruang  Pertokoan (000'M)        

54743

55564

56398

57526

58676

  Penambahan Pertokoan Baru (000,M3) 

809

821

1128

1128

1150

  - Low                              

32858

33351

33851

34528

35217

    Penambahan Ruang Baru                                   

486

493

500

677

689

  - Medium                           

14465

14639

14814

14992

15172

    Penambahan Ruang Baru                                 

171

174

175

178

180

  - Hight                            

7377

7488

7600

7714

7830

    Penambahan Ruang Baru                                  

139

111

112

114

116

  Apartemen (000'M2)                 

4478

4702

4937

5233

5548

  Penambahan Apartemen Baru           

213

224

235

296

315

  Hotels(000'M3)                     

2452

2550

2652

2785

2924

  Penambahan Hotel Baru (000'M3)     

94

98

102

133

139

  Pabrik (000'M3)                    

217998

222357

226805

231805

236805

  Penambahan Pabrik Baru (000'M3)    

4274

4359

4448

5000

5000

  Fasos/Fasum (000'M3)               

137614

144494

151719

159305

167270

  Penambahan Fasos/Fasum (000'M3)    

7789

6880

7225

7586

7965

  a Rumah Sakit                      

18592

20080

21686

23686

25686

     Penambahan Ruang Baru                                   

1377

1488

1606

2000

2000

  b Fasilitas Pendidikan             

111744

117331

123198

129198

135198

     Penambahan Ruang Baru                                

5321

5587

5867

6000

6000

  c Lainnya                           

5496

5660

5943

6243

6543

     Penambahan Ruang Baru

160

164

283

300

300

Sumber : Penelitian ANONYM

Dari tabel di atas apabila perkembangan pembangunan di sektor properti dan faktor-faktor lainnya termasuk perkembangan ekonomi, perkembangan penduduk,  diasumsikan sebagai dasar untuk menghitung konsumsi kebutuhan  wood furniture di Indonesia, maka kebutu­han wood furniture  pada tahun mendatang diperkirakan justru akan mengalami kenaikan cukup tinggi. Di sektor properti konsumsi furniture terbesar diperkirakan  akan  dikon­sumsi oleh sektor perumahan, kemudian perkantoran, apartemen, sektor pertokoan, sektor industri, rumah sakit, dan sarana pendidikan/sekolah-sekolah (belajar)..

Untuk lebih jelasnya pangsa pasar  furniture menurut sektor pemakai, dapat dilihat pada tabel berikut.

Proyeksi Konsumsi  Furniture Menurut Sektor Pemakai, 2002-2006

Bangunan Properti

2002

 

2003

 

2004

 

2005

 

2006

 

 

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

1.Perumahan (M3)

2.169.754

71,68

2.235.770

73,16

2.321.630

73,69

2.332.796

72,24

2.377.553

71,48

2.Perkantoran (M3)

102.010

3,37

66.010

2,16

48.203

1,53

49.084

1,52

51.888

1,56

3. Perhotelan  (M3)

15.438

0,51

12.530

0,41

11.972

0,38

12.917

0,40

11.974

0,36

4. Sektor Lainnya :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apartemen (M3)

68.108

2,25

43.701

1,43

36.861

1,17

30.678

0,95

43.573

1,31

Number Of

19.373

0,64

15.891

0,52

13.232

0,42

17.438

0,54

26.277

0,79

Pertokoan (M3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penambahan Pabrik

142.269

4,70

115.211

3,77

114.680

3,64

110.763

3,43

113.755

3,42

Baru (M3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fasos/Fasum (M3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a Rumah Sakit (M3)

77.491

2,56

40.034

1,31

38.752

1,23

43.595

1,35

54.217

1,63

b Fasilitas

298.160

9,85

359.080

11,75

423.117

13,43

492.135

15,24

475.644

14,30

Pendidikan (M3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c Lainnya

134.399

4,44

167.469

5,48

141.774

4,50

139.503

4,32

171.298

5,15

(Pergantian) (M3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

T o t a l

3.027.000

100,00

3.056.000

100,00

3.150.536

100,00

3.229.230

100,00

3.326.179

100,00

Sumber : Penelitian ANONYM

Sementara itu dilihat dari konsumsi menurut jenisnya, Perleng­kapan ruang tidur terlihat masih dominan. Pada tahun 2002 misalnya konsumsinya untuk perlengkapan ruang tidur (bedrooms sets) diperkira­kan akan mencapai 1.634.580 m3, sedikit menurun pada tahun 2003 menjadi 1.535.640 m3, kemudian pada tahun 2004 diperkirakan meningkat lagi menjadi 1.616.225 m3 dan pada tahun 2005 menjadi 1.557.781 m3 atau hingga tahun 2006 diperkirakan mencapai 1.543.074 m3. Sedangkan untuk perlengkapan ruang tamu (living rooms sets) konsumsinya juga diperkirakan cenderung mengalami peningkatan, pada tahun 2002 misalnya konsumsinya diperkirakan akan mencapai 905.981 m3, meningkat pada tahun 2003 menjadi 1.027.733 m3, kemudian pada tahun 2004 dari 1.003.131 m3 menjadi 1.048.531 m3 di tahun 2005 atau tahun 2006 konsumsinya dip­erkirakan akan mencapai 1.129.923 m3. Sedangkan untuk perlengkapan ruang tidur (bedroom sets) yaitu sebesar 54.00 % pada tahun 2002, menurun pada tahun 2003 menjadi 50.25 %, kemudian pada tahun 2004 pangsa pasarnya sedikit mengalami kenaikan menjadi 51.30 %, dan pada tahun 2005 pangsa pasarnya kembali mengalami penurunan menjadi 48.24 % atau tahun 2006 pangsa pasarnnya diperkirakan sebesar 46.35 %.

Akan tetapi dilain pihak pangsa pasar untuk perlengkapan ruang tamu (living rooms set) terlihat cenderung  mengalami kenaikan. Pada tahun 2002 lalu misalnya pangsa pasarnnya tercatat sebesar 29.93 %, meningkat pada tahun 2003 menjadi 33.63 % atau hingga tahun 2006 pangsa pasarnya diperkirakan mencapai 33.94 %. Pangsa pasar fabricated wood furniture lainnya yang cenderung mengalami kenaikan adalah Office Set/Fasilitas ruang belajar, pada tahun 2002 pangsa pasarnnya diperkirakan sebesar 13.88 %, meningkat pada tahun 2004 menjadi 13.91 %  dan pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 17.41 %. Meningkat jenis funiture perlengkapan ruang tidur dan ruang tamu diasumsikan bahwa pertumbuhan di sektor properti khususnya perumahan meningkat sekitar 2 % sampai 3 % per tahun, belum termasuk yang melakukan penggantian yang setiap tahunnnya diperkirakan sangat besar.

Jenis perlengkapan kantor dan ruang belajar juga diperki­rakan akan mengalami kenaikan cukup tinggi. Pada tahun 2002 misalnya konsumsinya diperkirakan akan mencapai 420.148 m3, meningkat pada tahun 2003  menjadi 425.090 m3 atau hingga tahun 2006 konsumsinya diperkirakan akan mencapai 579.610 m3. Akan meningkatnya konsumsi  furniture di sektor ini terutama adalah masih tinggi­nya tingkat  usia sekolah dan usia kerja penduduk Indonesia, yang pada periode tahun 2002-2006 jumlahnya mencapai 42 % dari total jumlah penduduk (lihat proyeksi penduduk Indonesia menurut umur) sedangkan 38 % merupakan usia kerja, dimana sebagian besar akan memerlukan meja belajar dan meja bekerja (office set)  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Proyeksi Konsumsi  Furniture Dalam Negeri Menurut Jenis, 2002-2006

No

Kelompok Produk

2002

20003

20004

2005

2006

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

(m3)

(%)

 1

Living Rooms Set

905.981

29,93

1.027.733

33,63

1.003.131

31,84

1.048.531

32,47

1.129.923

33,94

 2

Bedroom Set

1.634.580

54,00

1.535.640

50,25

1.616.225

51,30

1.557.781

48,24

1.543.074

46,35

 3

Kithen Set

39.654

1,31

36.672

1,20

47.258

1,50

45.855

1,42

43.612

1,31

 4

Offife Set & Fas Belajar

420.148

13,88

425.090

13,91

446.746

14,18

541.542

16,77

579.610

17,41

  

Lainnya

26.638

0,88

30.866

1,01

36.861

1,17

35.522

1,10

32.958

0,99

  

T o t a l

3.027.000

100,00

3.056.000

100,00

3.150.536

100,00

3.229.230

100,00

3.329.177

100,00

Sumber : Penelitian ANONYM 

Proyeksi Konsumsi Internasional

Seperti halnya proyeksi produksi di atas, maka untuk menggambarkan perkembangan konsumsi furniture dunia, berikut ini hanya akan ditampilkan proyeksi impor furniture dunia. Data impor furniture dunia yang terdapat adalah sampai tahun 2000, sehingga untuk tahun 2001 merupakan angka prediksi. Sedangkan proyeksi impor dunia hingga tahun 2002-2006 mendatang diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 5 % per tahun atau hingga tahun 2006 sebesar  319.2 juta ton.

Proyeksi Impor Furniture Dunia, 2002-2006

Tahun

Volume

(Ton)

Perkembangan

(%)

2001*)

250.148.052

-

2002

262.655.455

-

2003

275.788.227

5.0

2004

289.577.639

5.0

2005

304.056.521

5.0

2006

319.259.347

5.0

 

Pertum (%) /thn

5.0

Sumber : Diolah ANONYM

Sementara itu dilihat dari proyeksi impor furniture dunia menurut  negaranya terbesar adalah  USA, kemudian peringkat ke dua adalah Germany, peringkat ke tiga  adalah Perancis dan peringkat ke empat adalah United Kingdom. Sedangkan negara lainnya adalah Jepang, Canada, Mexico, Belgium, dan Netherlands, yang merupakan  sepuluh besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Proyeksi Impor Furniture Dunia Menurut Negara, 2002-006

NEGARA

2002

2003

2004

2005

2006

USA,PR,USVI

87.914.569

92.310.298

96.925.813

101.772.103

106.860.709

GERMANY

24.102.885

24.223.400

24.344.517

24.466.239

24.588.570

FRANCE

15.144.769

15.750.560

16.380.582

17.035.806

17.717.238

UNTD KINGDOM

14.925.559

15.671.836

16.455.429

17.278.200

18.142.110

JAPAN

13.933.262

14.629.926

15.361.422

16.129.493

17.935.968

CANADA

13.612.660

14.293.293

15.007.958

15.758.356

16.546.273

MEXICO

9.215.729

9.676.516

10.160.341

10.668.358

11.201.776

BELGIUM

7.455.570

7.492.848

7.530.312

7.567.964

7.605.804

NETHERLANDS

7.071.688

7.107.046

7.142.582

7.178.295

7.214.186

SWITZ.LIECHT

6.150.931

6.181.686

6.212.594

6.243.657

6.274.875

Sumber : Diolah ANONYM

Keseimbangan Produksi Dengan Konsumsi 

Kalau di lihat keseimbangan pasar furniture di dalam  negeri  pada tahun 2002 terdapat kelebihan produksi sebesar 412.318 M3,  meningkat pada tahun  2003 menjadi 796.036 M3,  bahkan pada tahun 2006 terdapat kelebihan produksi sebesar 1.518.349 M3.  Angka kelebihan produksi  tersebut sebenarnya  merupakan peluang ekspor yang akan datang  yang rata-rata diperkirakan masih di atas   1 juta m3 per tahun, dengan dasar asumsi bahwa dalam 2 tahun terakhir ini (2000-2001)  ekspor furniture Indonesia rata-rata masih   sebesar 1,2 juta m3 per tahun. Sementara di dalam negeri sendiri  konsumsinya sudah cukup besar. Sehingga peluang pasar yang ada sebenarnya hanyalah untuk ekspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. 

Keseimbangan  Pasar Furniture, 2002-2006

 

TAHUN

 

 

PRODUKSI

(M3)

 

KONSUMSI

(M3)

 

PELUANG

(M3)

2002

3.439.318

3.027.000

412.318

2003

3.852.036

3.056.000

796.036

2004

4.314.281

3.150.536

1.163.745

2005

4.573.138

3.229.230

1.343.908

2006

4.847.526

3.329.177

1.518.349

Sumber : Diolah ANONYM