PustakaDunia.com

Peluang Aneka Usaha Waralaba / Franchise

Peluang Aneka Usaha Waralaba / Franchise - Konsep bisnis waralaba (franchise) akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, animo masyarakat Indonesia terhadap munculnya peluang usaha waralaba (franchise) sangat signifikan.

Hal tersebut terlihat dari jumlah pembeli waralaba (franchise) yang semakin meningkat dan jumlah peluang usaha (business opportunity) yang terkonversi menjadi waralaba (franchise).

Sistem waralaba (franchise)

Sistem waralaba (franchise) di Indonesia mulai ramai dikenal di Indonesia sejak era tahun 1970-an dengan masuknya waralaba (franchise) atau franchise dari luar negeri seperti Kentucky Fried Chicken, Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Walaupun sebenarnya sistem franchise ini sudah ada sejak lama di Indonesia seperti yang diterapkan oleh BATA.

Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) juga relatif selalu meningkat karena usaha waralaba (franchise) ini dianggap merupakan pilihan untuk berwirausaha dan berekspansi dengan risiko paling kecil. Secara umum waralaba (franchise) merupakan alternatif jalan keluar yang relatif aman bagi:

  • orang-orang untuk terjun memiliki bisnis sendiri;
  • perusahaan-perusahaan untuk melakukan ekspansi atau pembukaan cabang secara efektif tanpa memunculkan overhead yang tinggi dan kerumitan manajemen yang biasanya berkaitan dengan pendirian sebuah cabang;
  • perusahaan untuk mengubah sistem cabang atau agensinya menjadi mesin pemasaran yang ramping dan tangguh.

Berdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) bahwa perkembangan usaha waralaba (franchise) di Indonesia mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan.

Sebelum krisis moneter, pemain waralaba (franchise) di Indonesia umumnya sangat didominasi oleh waralaba (franchise) asing. Kemudian Tahun 1997 - 1999, jumlah waralaba (franchise) asing turun 15% dan sekitar 64% dari jumlah waralaba (franchise) asing yang menutup usahanya tersebut akibat dari fluktuasi nilai tukar rupiah. Setelah krisis moneter reda, mulai bermunculan berbagai waralaba (franchise) lokal.

Dari kurun waktu 1999 sampai 2000 pertumbuhan waralaba (franchise) lokal sebesar 130%. Setelah tahun 2000 – 2006, pertumbuhan total perusahaan waralaba (franchise) di Indonesia terus meningkat kurang lebih 172%, dan yang lebih menggembirakan lagi dari tahun 2000 - 2006 adalah pertumbuhan waralaba (franchise) lokal (589%) yang justru tumbuh lebih signifikan daripada waralaba (franchise) asing (99%) dan posisi jumlah pada tahun 2006, justru waralaba (franchise) lokal jumlahnya lebih besar dari pada waralaba (franchise) asing dan waralaba (franchise) asing jumlahnya cenderung pasang surut. Tahun 2007, Assosiasi Franchise Indonesia (AFI) sudah mencatat sedikitnya 400 (empat ratus) franchisor dan franchisee yang melakukan usahanya di Indonesia.

Tabel Data perusahaan franchise di Indonesia sebelum krisis

Tahun

Asing

Lokal

Total

1992

29

6

35

1995

117

15

132

1996

210

20

230

1997

235

30

265

 Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Tabel Data perusahaan franchise setelah krisis

Tahun

Asing

Lokal

Total

1997

235

30

265

1999

202

32

234

2000

222

39

261

2001

238

42

280

2002

212

47

259

2003

190

49

239

2005

237

129

366

2006

220

230

450

Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Perkembangan usaha waralaba (franchise) di Indonesia terutama waralaba (franchise) lokal, sangat dipengaruhi oleh antara lain:

  1. Makin mudahnya rantai distribusi ke daerah dan potensi ekonomi mikro daerah yang menjanjikan.
  2. Keterkaitan industri perbankan juga makin memperkokoh konsep bisnis waralaba (franchise), dengan memberikan bantuan pembiayaan terhadap usaha waralaba (franchise).
  3. Kerjasama developer-developer di bidang penyediaan tempat (retail space) waralaba (franchise) mulai dirilik berbagai pemain properti, karena dianggap lebih menguntungkan untuk penjualan tempat usaha (ruko, mal, trade center) jika diintegrasikan dengan waralaba (franchise). Kerjasama ini sangat menguntungkan, karena selain arah dan tujuan pemakaian tempat usaha sudah jelas untuk jenis waralaba (franchise) tertentu, harga properti yang didapat pun lebih murah dibandingkan jika mereka membeli secara terpisah.
  4. Kebijakan Pemerintah yang mendukung perkembangan usaha waralaba (franchise). Saat ini keberadaan waralaba (franchise) bagi pemerintah sendiri dianggap penting karena sangat membantu terutama untuk membuka lapangan kerja baru secara instan dan memicu perekonomian daerah.
  5. Meningkatnya publikasi dan sosialisasi tentang usaha waralaba (franchise) yang dilakukan berbagai kalangan termasuk media massa maupun dengan pameran yang semakin marak sehingga mengedukasi publik untuk terjun ke dunia bisnis franchise.

Proyeksi trend bisnis waralaba (franchise) di Indonesia akan tetap menjanjikan selama baik franchisor maupun franchisee memegang teguh komitmen untuk terus menerus meningkatkan kualitas produk atau jasa yang mereka jual jadi tidak semata-mata mereka menggunakan sistem waralaba (franchise) karena merupakan alternatif paling cepat pengembangan usaha, tetapi pemilik usaha yang ingin mewaralaba (franchise)kan usahanya untuk publik harus benar-benar membenahi sistem dulu sebelum berani menjual konsep bisnisnya ke publik.

Setiap orang yang ingin berkecimpung di bidang waralaba (franchise) harus benar-benar mengingat bahwa usaha ini adalah tipe usaha jangka panjang dan berkesinambungan.

Tidak sedikit pula jenis franchise lokal yang sudah benar-benar mantap menjaga kualitas dan membangun citra produknya sehingga mereka sudah mulai go international dengan mengikuti berbagai expo di mancanegara dan sudah membuka cabangnya di luar negeri.

Prospek pasar bisnis waralaba (franchise) masih luas menanti dan waralaba (franchise) juga mempengaruhi kegiatan perekonomian nasional, menciptakan lapangan pekerjaan dan memberi kesempatan berusaha kepada orang banyak untuk menjadi seorang wirausaha.