PustakaDunia.com

Budidaya Bunga Krisan Potong

Budidaya Bunga Krisan Potong -Industri bunga dan tanaman hias ditinjau dari aspek teknis lebih banyak mengkaji aspek kesesuaian lahan bagi tiap komoditas (mawar, krisan potong, krisan pot dan asparagus bintang), aspek budidaya, perancangan tata letak (Lay Out), sarana dan prasarana serta struktur organisasi.  Berikut adalah paparan dari tiap komoditi.

Kesesuaian Lahan dengan Budidaya Bunga Krisan Potong

Kesesuaian lahan dan agroklimat bunga dan tanaman hias khususnya komoditas mawar, krisan dan asparagus bintang cenderung mempunyai kemiripan dalam segi kesesuaian iklim. Berikut  ini penjelasan dari masing-masing kriteria iklim yang berpengaruh terhadap pembudidayaan sebagai berikut :

Cahaya

Tanaman krisan potong maupun krisan pot adalah tanaman hari pendek (short day plant) sehingga untuk memasuki fase generatif (pembungaan) dibutuhkan panjang hari yang lebih pendek dari normal. Sehingga perlakuan hari panjang mutlak diperlukan.  Di negara tropis seperti Indonesia, penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari terbenam. Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu TL (fluorescent). Pada tanaman mawar sinar matahari yang diperlukan adalah 5-6 jam per hari. Pada tanaman asparagus bintang kondisi naungan sehingga mengurangi intensitas matahari sampai 60% sangat mendukung bagi kualitas yang diperoleh.

Suhu

Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah antara 200C-260C (siang hari).  Toleransi tanaman krisan terhadap faktor suhu untuk tetap tumbuh baik adalah antara 170C-300C. Sedangkan untuk pembungaan adalah 160C-180C. Pada mawar suhu yang ideal untuk pertumbuhannya antara 150C pada waktu malam dan 280C pada waktu siang dengan suhu rata-rata harian 220C.  Suhu untuk budidaya asparagus bintang tidak terlalu menjadi masalah bagi pertumbuhannya.

Ketinggian

Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman krisan adalah di daerah dengan ketinggian antara 700-1200 m dpl.  Pada ketinggian 400 m dpl krisan masih dapat berbunga, hanya kualitas warna bunga menurun (pucat). Tanaman mawar dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1 200–2 500 m dpl  akan tetapi keadaan iklim pada ketinggian mulai 500 m dpl sampai + 1500 m dpl masih cukup baik untuk tumbuhnya mawar, pada kisaran ketinggian tersebut, prasyarat iklim lainnya yang optimum untuk mawar akan terpenuhi, seperti suhu udara yang relatif sejuk (antara 180-260C),  panjang hari minimal 6 jam per hari. Sedangkan asparagus bintang dapat tumbuh pada ketinggian rendah maupun tinggi, akan tetapi ketinggian yang lebih rendah akan lebih baik.

Kelembaban

Kelembaban udara (RH) yang dibutuhkan tanaman krisan cenderung tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit stek, diperlukan kelembaban udara 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh baik pada kondisi kelembaban udara antara 70-80%.  Sedangkan kelembaban 60-80% cukup optimum bagi perkembangan tanaman.  Pertumbuhan optimum yang baik bagi mawar adalah mempunyai kelembaban  70-80%.

Media Tumbuh

Tanaman mawar dapat tumbuh dengan baik di berbagai media tumbuh, misalnya pada rockwool. Tanah yang baik untuk tanaman mawar adalah tanah liat berpasir, yang kandungan tanahnya antara 30-60%.  Struktur tanah harus gembur/porous, mengandung banyak bahan organik dengan pH tanah 6-6,5.  Oleh sebab itu mawar cocok di tanam di daerah pegunungan yang mengandung tanah jenis latosol dan andosol.  Asparagus bintang dapat tumbuh pada media yang porous dengan pH 5.5–6.5 dengan EC 1 mS. Tanaman krisan membutuhkan tanah yang bertekstur liat berpasir, subur, gembur, berdrainase baik serta tidak mengandung hama dan penyakit. pH yang baik untuk tanaman ini adalah 5,5-6,7. 

Budidaya Krisan Potong

Pembibitan. Pembibitan krisan pada skala komersial dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengadaan stok tanaman induk dan perbanyakan tanaman induk secara vegetatif. Tanaman induk yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.

  1. Varietas atau kultivar komersial yang laku di pasaran.
  2. Daya tumbuh (vigor) tanaman kuat.
  3. Pertumbuhan normal, subur dan dominan fase vegetatif.
  4. Bebas dari OPT.
  5. Mudah diperbanyak secara vegetatif, terutama stek atau kultur jaringan.

Stok tanaman induk untuk sumber bibit ditanam di dalam rumah plastik atau rumah kaca.  Pemeliharaan tanaman induk dilakukan intensif dan dalam kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 2-4 jam per hari mulai pukul  22.00 atau 23.00.  Penanganan sebelum pembibitan diantaranya adalah :

  1. Pemangkasan Pucuk (Pinching) dilakukan pada umur dua minggu setelah calon tanaman induk ditanam. Tujuan pemangkasan adalah merangsang pertumbuhan tunas atau calon percabangan.
  2. Penumbuhan Cabang Primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2–4 tunas dan disebut cabang primer.
  3. Penumbuhan Cabang Sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5–1 cm. Tiap cabang sekunder dipelihara hingga tumbuh sepanjang 10–15 cm.

Pengambilan stek pucuk untuk calon benih dilakukan pada tunas yang tumbuh dari cabang sekunder.  Penyetekan dilakukan pada cabang yang telah mencapai panjang 10–15 cm tiap dua– tiga minggu sekali.  Penyetekan dihentikan bila tanaman induk menunjukkan gejala pertumbuhan fase generatif atau kuncup bunga.  

Teknik Penyemaian Bibit Bunga Krisan Potong

Tunas pucuk dipilih dengan kriteria tumbuh sehat, diameter pangkal tunas antara 3–3,5 mm, panjang tunas 5 cm, mempunyai tiga helai daun dewasa berwarna hijau terang.

Stek pucuk dapat langsung disemai atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu 40C dengan kelembaban 30% agar tahan segar selama tiga minggu.  Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tissu, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek, dan selanjutnya disusun rapi di rak-rak lemari pendingin. Pemberian ZPT perangsang akar dilakukan dengan cara dioleskan pada pangkal stek pucuk.

Stek pucuk disemaikan pada bak pesemaian dengan jarak semai  3 cm x 3 cm dan kedalaman 1– 2 cm.  Sungkup plastik yang tembus cahaya dipasang pada seluruh permukaan bak pesemaian.  Air disemprotkan dengan sprayer 2 – 3 hari sekali pada medium semai agar lingkungan pesemaian tetap lembab.  Bola lampu penerangan pada malam hari dipasang untuk mempertahankan pertumbuhan vegetatif. Penyemprotan fungisida dilakukan bila ditemukan serangan cendawan.  

Penanaman dan Pemeliharaan Bunga Krisan Potong

Persiapan Lahan Bunga Krisan Potong. Tanaman krisan dapat ditanam di rumah plastik atau rumah kaca dengan lahan dalam bentuk bedengan, atau ditanam di pot.  Budidaya krisan juga dapat dilakukan di lahan terbuka.  Kegiatan budi daya krisan di kebun terbuka prinsipnya sama dengan di rumah plastik atau rumah kaca, namun varietas krisan yang dipilih yang berhari netral dan pada waktu pembungaan, bunga hanya dikerudungi dengan kantong plastik transparan pada tiap tangkai bunga.  Namum  budidaya krisan di lahan terbuka ini sebenarnya sangat tidak dianjurkan mengingat kualitas bunganya yang bisa merosot tajam.

Persiapan Media Tumbuh Bunga Krisan Potong

Sistem bedengan. Tanah diolah hingga gembur dan dipersiapkan dalam bentuk bedengan. Tata cara penyiapan lahan adalah dengan tahap-tahap sebagai berikut.

  1. Tanah diolah dengan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur.
  2. Tanah dikeringanginkan selama 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.
  3. Tanah digemburkan kedua kalinya sambil membentuk bedengan berukuran lebar 100–120 cm,tinggi 20–30 cm,panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, dan jarak antar bedengan 30 – 40 cm.
  4. Permukaan bedengan dirapikan dengan cangkul atau papan kayu hingga tampak rata. 

Penanaman bibit krisan lebih baik adalah pada pagi atau sore hari, yaitu saat suhu udara tidak terlalu panas. Tata cara penanaman bibit krisan meliputi tahap-tahap sebagai berikut.

  1. Medium pesemaian disiram dengan air bersih hingga cukup basah.
  2. Bibit krisan satu persatu dicabut secara hati-hati agar tidak rusak akar-akarnya, kemudian ditampung dalam wadah atau keranjang plastik berdasarkan ukuran bibit atau varietas yang sama.
  3. Lubang tempat tanam dibuat dengan tugal mulai jarak 10 cm x 10 cm sampai  20 cm x 20 cm. Bila tersedia jaring penahan rebah tanaman, pasang terlebih dahulu jaring tersebut pada bedengan, kemudian ditengah-tengah mata jaring dibuat lubang tempat tanam.
  4. Insektisida sistemik diisikan sebanyak 6 – 10 butir  tiap lubang, lalu lubang ditutup dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung insektisida untuk perlakuan bibit.
  5. Sebelum tanam batang stek dicelupkan dalam ZPT, lalu bibit krisan satu persatu ditanam pada lubang yang dipersiapkan sedalam 1-2 cm sambil secara perlahan memadatkan tanah dekat pangkal batang bibit.
  6. Seluruh permukaan tanah disiram air bersih hingga cukup basah. 

Pemupukan Bunga Krisan Potong

Pada saat persiapan lahan, pupuk kandang dan sekam disebarkan pada permukaan bedengan, kemudian dicampur dengan tanah lapisan atas hingga merata.  Perbandingan tanah lapisan atas,sekam,dan pupuk kandang adalah  2 : 1 : 2.  Seminggu sebelum tanam dapat dilakukan pemupukan dasar berupa campuran pupuk ZA 75 gram + TSP 75 gram + KCl 25 gram (3 : 3 : 1)/m2. Campuran pupuk tersebut diberikan merata pada tanah sambil diaduk-aduk atau melalui larikan di antara lubang tempat tanam.  Setelah tanam,  dilakukan pemupukan susulan :

  1. Waktu pemupukan dimulai pada umur satu bulan setelah tanam, kemudian diulang seminggu sekali selama sebulan, dan akhirnya sebulan sekali.
  2. Pupuk yang diberikan pada fase awal pertumbuhan adalah Urea 200 g + ZA 200 g  + KNO3 100 g/m2 luas lahan.  Pada fase generatif digunakan pupuk Urea 10 g + TSP 10 g + ZA 15 g + KNO3 25 g/m2 diberikan sebulan sekali.  Untuk memacu pertumbuhan dan pembungaan yang prima selain diberi pupuk tersebut, dapat pula ditambahkan pupuk pelengkap cair (PPC).
  3. Cara pemberian pupuk buatan adalah dengan disebar dalam larikan atau lubang tugal di samping kiri atau kanan tanaman krisan.  Selesai penebaran, pupuk harus ditutup dengan tanah tipis, lalu dilakukan penyiraman.  PPC diberikan dengan cara disemprotkan melalui daun, jenis dan dosis pemberian disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.  
Penyiraman Bunga Krisan Potong
  1. Waktu penyiraman yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari.  Penyiraman dilakukan satu– dua kali sehari atau tergantung keadaan medium tumbuh dan cuaca.
  2. Penyiraman dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah cukup basah. 

Pengaturan Panjang Hari

Waktu pengaturan panjang hari dilakukan sejak bibit krisan ditanam sampai batas tertentu ketinggian tanaman yang diinginkan.  Misalnya bila diinginkan bunga potong krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya dilakukan sejak tanam sampai tanaman mencapai ketinggian 50–60 cm, kemudian lampu dimatikan.  Total lama penambahan cahaya sejak bibit ditanam sampai periode menjelang fase generatif antara 4-6 minggu atau tergantung varietas krisan.

Cara penambahan panjang hari yaitu dengan pemberian cahaya lampu tengah malam selama lima menit lalu dimatikan selama satu menit, menyala lima menit dan mati satu menit.  Hal ini dilakukan berulang–ulang hingga mencapai  30 menit.  Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL atau lampu pijar pada tengah malam, dimulai pukul 22.30 – 01.00 selama empat jam. 

Pembuangan Titik Tumbuh Bunga Krisan Potong

Tujuan pembuangan titik tumbuh adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru atau memperbanyak percabangan, dan membuang tunas-tunas yang tidak diinginkan. Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10–14 hari setelah tanam.  Caranya dengan memotes ujung/pucuk tanaman sepanjang 5 cm 

Hama dan Penyakit Penting pada Bunga Krisan Potong

Hama/penyakit yang menyerang krisan berubah setiap waktu, sesuai dengan perubahan musim, sehingga pengendaliannya juga mengikuti pola perubahan musim yang terjadi.   Hama yang banyak merugikan adalah sebagai berikut :

  • Pengorok Daun (Liriomyza sp.) Hama ini merusak tanaman dengan cara menggorok daun hingga daun akan terlihat transparan dan cepat menjadi kering
  • Thrips (Thrips parvispinus Karny.) Serangan hama ini menyebabkan tepi daun berkerut, menggulung dan bila daun tersebut dibuka, akan terdapat thrips yang berkelompok.  Pada serangan yang hebat, daun pucuk serta tunas tanaman akan mengeriting/terpelintir berkerut, menggulung ke dalam dan timbul benjolan seperti tumor sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.  Hama ini juga bertindak sebagai vektor virus mosaik dan virus keriting.  Populasi thrips meningkat di musim kemarau/ cuaca kering dan menurun di musim hujan.
  • Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn). Serangan ulat ini terjadi pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit atau memotong ujung batang tanaman muda,sehingga pucuk atau tangkainya terkulai dan layu. Di sekitar tanaman yang diserang hama terdapat sisa tanaman bekas makanan ulat. 
  • Tungau Merah (Tetranychus sp.). Bagian tanaman yang diserang adalah tangkai daun dan bunga.  Gejala serangannya tampak pada daun yang berbintik-bintik kemudian bergabung dan jaringan daun seluruhnya menjadi kuning kemerahan.  Tungau tampak seperti bercak merah, melengkung pada permukaan bawah daun.  Bila serangan berat daun layu dan gugur.
  • Ulat Grayak (Spodoptera litura F.). Larva ulat grayak yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas (daun menjadi transparan) dan tinggal tulang-tulang daun saja. 
  • Siput (Parmarion pupillaris Humb.). Gejala serangan biasanya dijumpai pada tanaman yang masih muda.  Siput memakan daun dan membuat lubang-lubang tidak beraturan.  Serangan ditandai dengan adanya bekas lendir sedikit mengkilat dan kotoran. 
  • Karat Hitam (Puccinia chrysanthemi Roze) atau karat putih (Puccinia horiana P. henning). Gejala serangan akan tampak pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat atau putih yang terdiri dari uredium/teliospora cendawan, atau terjadi lekukan-lekukan mendalam berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas.  Penyakit memperlemah tanaman dan menghambat perkembangan bunga.
  • Kapang  Kelabu (Botrytis cinerea  Pers.). Biasanya penyakit ini trdapat pada bunga yang ganda atau sangat rapat. Setelah spora berkecambah pada tajuk bunga terjadi bercak cendawan yang kecil dan bundar. Jika lingkungan sangat lembab atau pada waktu banyak hujan bercak melebar dan tajuk bunga tampak seperti diliputi lapisan kelabu kecoklatan, tajuk membusuk dan berlekatan. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan busuk bunga.
  • Bercak Daun (Septoria chrysanthemi Allesch., dan S. eucanthemi Sacc. et Speg.) Gejala serangan S. chrysanthemi menimbulkan bercak-bercak hitam pada daun,  bercak berbentuk bulat dan berbatas tegas, sedangkan S. leucanthemi bercak-bercaknya berwarna coklat, berbentuk bulat berukuran besar 2,5 cm dan mempunyai lingkaran-lingkaran yang jelas.
  • Penyakit Embun Tepung  (Oidium chrysanthemi Rab.). Gejala Serangan : Permukaan daun tertutup lapisan putih bertepung.  Tepung putih ini merupakan massa dari konidia cendawan. Pada serangan berat menyebabkan daun pucat dan mengering.
  • Penyakit Layu (Fusarium oxysporum  Schlecht. ex. Fr. dan Verticillium albo-atrum  Reinke et Bert.) Gejala serangan Fusarium sp. menyebabkan tanaman layu, daun bawah menguning dan mengering, dan akhirnya seluruh tanaman mati. Potongan batang melintang pada tanaman yang sakit menunjukkan warna coklat melingkar di sekeliling pembuluhnya. Cendawan Verticillium sp. menyebabkan daun-daun menguning, kemudian daun-daun berguguran.
  • Nematoda Akar (Meloidogyne sp.). Gejala khas serangan nematoda akar adalah terbentuknya bintil-bintil akar, lalu menjadi layu dan daun menguning akibat rusaknya perakaran.  Pertumbuhan pada bagian atas tanaman menjadi terhambat.
  • Virus Kerdil Krisan dan Virus Mosaik Lunak Krisan. Gejala serangan virus kerdil adalah tanaman menjadi kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal dari tanaman yang sehat, dan warna bunganya menjadi pucat. Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning (klorosis), dan bunga kadang-kadang bergaris-garis. 

Panen dan Pasca Panen Bunga Krisan Potong 

Tanaman krisan mulai berbunga pada umur 10–14 minggu  setelah tanam, tergantung pada varietas atau kultivar. Saat panen yang paling tepat untuk krisan standar adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3–4 hari sebelum mekar penuh.  Krisan tipe spray dapat dipanen bila 70-75 % dari seluruh kuntum bunga dalam satu tangkai telah mekar.

Pemanenan bunga krisan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman.  Seusai panen segera dilakukan kegiatan penanganan pasca panen. Kegiatan tersebut meliputi tahap-tahap: penampungan (pengumpulan hasil), penyortiran dan pembersihan, pengkelasan (grading), pengikatan, pembungkusan, pengepakan (pengemasan), pengangkutan, penyimpanan, pemasaran. 

Sortasi Bunga Krisan Potong

Bunga-bunga potong yang telah diangkut dari lahan dikelompokkan berdasarkan varietasnya kemudian diperiksa hama dan penyakit tanaman pada bunga. Selanjutnya bunga disortir dengan Sandar Nasional Indonesia (SNI) (Lampiran 5). Bunga yang telah disortir kemudian diikat dengan karet tidak terlalu kencang dengan jarak 10 cm dari pangkal batang sehingga membentuk buket. 

Pengemasan Bunga Krisan Potong

Pengemasan bertujuan untuk menghindarkan bunga dari kerusakan, menjaga kualitas, mempercantik penampilan bunga, dan memberikan nilai tambah secara ekonomis. Pembungkusan dilakukan secara manual menggunakan kertas putih dengan ukuran 60 cm x 40 cm Kertas pembungkus dilengkapi dengan kelas mutu, peringatan dan perhatian, tanggal panen. 

Penyimpanan Bunga Krisan Potong

Bunga krisan potong yang tidak langsung terjual atau terkirim diletakkan pada ember berisi air bersih setinggi 15 cm dan dimasukkan ke dalam ruang pendingin pada suhu 40-800C. Bila akan dikirim jauh, bunga disimpan didalam ruang pendingin minimal selama empat jam. Lama penyimpanan bunga yang layak jual maksimal empat hari, meskipun penyimpanan dapat dilakukan selama satu bulan.